Setiap orang bisa berinovasi! Innovesia sangat percaya akan hal ini sebagai kredo dalam mencapai lebih dari yang kami bisa lakukan. Ini berlaku untuk semua orang, termasuk petani, pekerja manual, dan buruh pertanian. Innovesia telah beruntung bekerja sama dengan pemerintah daerah Pemda Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) di Provinsi Lampung untuk memberikan nasihat kepada mereka mengenai penerapan inovasi sosial di wilayah mereka.
Kabupaten Tubaba adalah salah satu kabupaten baru yang didirikan di Indonesia. Meskipun masih tergolong muda, Tubaba telah berupaya meningkatkan diri untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan kesetaraan bagi rakyatnya. Bapak Umar Ahmad, selaku Bupati, sebagai pemimpin kabupaten tersebut, adalah seorang visioner dengan banyak ide di kepalanya untuk mengembangkan kabupatennya. Beliau menyadari bahwa untuk mencapai impian tersebut, beliau tidak bisa melakukannya sendirian. Beliau membutuhkan rakyatnya untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan, keterbatasan, dan hambatan. Salah satu fokus utamanya adalah merintis pola pikir dan sikap yang tepat pada masyarakat agar memiliki pola pikir inovatif dan “bisa melakukan” (can do mindset).
Beliau memulainya dengan merekrut dan memilih Agen Perubahan dari komunitas di seluruh kabupaten tersebut. Sebagian besar dari mereka adalah petani, buruh pertanian, pedagang, dan perempuan aktif. Total lebih dari 1.000 agen perubahan direkrut antara bulan Januari hingga Mei 2016. Tugas Agen Perubahan adalah memberdayakan inovasi sosial di komunitas dan lingkungan mereka untuk mencapai kemakmuran sosial dan ekonomi. Untuk membentuk pola pikir yang tepat bagi para Agen Perubahan tersebut, mereka perlu dilatih dengan metode dan pendekatan yang tepat.
Innovesia diundang untuk menyelenggarakan serangkaian lokakarya tentang Inovasi Sosial menggunakan Pendekatan Berbasis Manusia kepada lebih dari 1.000 Agen Perubahan di 5 kabupaten. Lokakarya tersebut dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di 4 pusat dan mencakup semua kota di kabupaten tersebut. Innovesia bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memfasilitasi semua Agen Perubahan dalam menghadapi masalah-masalah sosial dan mencari solusinya.
Pada awalnya, kami menyesuaikan modul Pendekatan Berbasis Manusia kami dengan tingkat pengetahuan para Agen Perubahan. Tujuannya adalah memberi mereka pendekatan yang tepat dalam memahami masalah-masalah sosial dan kemudian menghasilkan ide dan solusi yang akan diimplementasikan. Kami sangat menekankan dalam lokakarya kami agar mereka memiliki pemahaman yang tepat tentang sikap “bisa melakukan” (can do attitude) dalam menyelesaikan masalah di lingkungan sekitar kita. Sangat penting bagi Agen Perubahan tersebut untuk menjadi lebih empatik terhadap kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Dengan pendekatan yang sederhana, kami mengajarkan mereka bagaimana mendengarkan dan mengamati lingkungan sekitar mereka, dalam esensi dari setiap masalah sosial yang terjadi.
