Innovesia, perusahaan konsultasi yang berfokus pada inovasi bisnis, kembali dipercaya menanamkan pola pikir design thinking bagi mahasiswa Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya melalui program Atma Jaya Inkubator Bisnis (AJIB). Terkenal akan nilai-nilai kewirausahaannya, program AJIB menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide inovasi mereka dari sebuah konsep menjadi rencana bisnis yang matang.
Memiliki mayoritas penduduk yang didominasi usia produktif dengan 69,25% populasi berusia 15 sampai 64 tahun, Indonesia akan memasuki masa puncak bonus demografi yang bisa menjadi anugerah sekaligus tantangan besar. Pasalnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut pemerintah setidaknya harus menyediakan 3,6 juta lapangan pekerjaan tiap tahunnya.
Atas dasar itulah, menanamkan jiwa pengusaha sedini mungkin menjadi salah satu opsi yang dinilai Menko Effendy mampu membawa Indonesia melewati puncak bonus demografi dengan baik.
“Bonus demografi menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi keuntungan ekonomi karena banyaknya penduduk usia kerja (produktif) yang berkorelasi dengan meningkatnya produktivitas. Namun, untuk menjadikan bonus demografi sebagai keuntungan ada syarat yang harus dipenuhi yakni penduduk usia produktif harus memiliki kompetensi untuk memenangkan persaingan,” ujar Fiter Bagus Cahyono, Direktur, Innovesia.
Menjadikan bonus demografi sebagai anugerah juga merupakan cita-cita Unika Atma Jaya yang senantiasa mendorong mahasiswanya untuk tak sekedar menjadi tenaga kerja tetapi juga menciptakan peluang kerja bagi bangsa Indonesia.
“Kami melihat kalau semua orang maunya hanya bekerja dan tidak ada yang menciptakan lapangan pekerjaan, lama-lama tingkat persaingannya akan semakin keras, makin sulit dan tidak mungkin perusahaan yang sudah ada itu bisa menampung semua penduduk usia produktif di Indonesia. Jadi mau tidak mau harus ada pengusaha-pengusaha baru yang muncul yang memang bisa mengisi kekosongan di dalam pasar,” ujar Devi Angrahini A. Lembana, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) AJIB.
Mematangkan Ide Bisnis Melalui Design Thinking
Semangat inilah yang mendorong AJIB menyelenggarakan serangkaian bootcamp untuk membimbing mahasiswa Unika Atma Jaya yang tertarik berwirausaha untuk mematangkan ide bisnis secara intensif. Bootcamp sendiri merupakan bagian dari program inkubasi AJIB yang telah memasuki Angkatan ke-3.
“Bootcamp dibuat karena kami melihat bahwa pengembangan ide bisnis itu perlu dilakukan secara intensif. Jadi, dengan bootcamp ini kami mencoba membuat kelas yang mendalam sehingga dalam waktu dua minggu, mahasiswa yang mengikuti program ini dapat fokus mengembangkan ide bisnis sampai bisa menghasilkan satu prototype dan agar mereka siap menceritakan ide bisnis mereka ke orang lain,” jelas Devi.
Sebanyak 27 mahasiswa yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Fakultas Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi (FIABIKOM), secara aktif terlibat dalam Bootcamp Design Thinking yang dibawakan Innovesia.
Bertempat di Gedung K2 Unika Atma Jaya, Innovesia mengajak seluruh peserta menggunakan design thinking, sebuah pola pikir yang berpusat pada pengguna, untuk mengembangkan ide bisnis mereka dengan memusatkan calon pelanggan pada setiap langkah perumusan rencana bisnis mereka.
Selama empat hari, Innovesia secara intensif mengajarkan design thinking agar peserta mendapatkan first-hand-experience tentang bagaimana menemukan bisnis yang cocok dengan minat mereka selagi menjawab kebutuhan pasar. Dengan begitu, ide bisnis yang mereka kembangkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang belum terjawab atau bahkan terabaikan.
“Innovesia mengajak seluruh peserta untuk bisa menelusuri kembali ide awal mereka, agar ide bisnis yang mereka bangun didasarkan pada fakta dan data yang kuat akan esensi keberadaannya bagi target pelanggan,” ujar Fiter Bagus.
Pola pikir design thinking sendiri dipilih Unika Atma Jaya karena dinilai menjadi metode yang paling tepat untuk membuka pikiran mahasiswa agar dapat mengesampingkan asumsi dan perasaan mereka ketika merancang sebuah ide bisnis.
“Kami sudah beberapa kali bekerja bersama Innovesia dan kami lihat memang metode design thinking ini paling bisa diterapkan untuk mengajarkan mahasiswa. Hal terpenting adalah, kalau membuat atau mendirikan bisnis itu tidak bisa berdasarkan pikiran atau perasaan kita, atau hanya dengan menganalisa pesaing. Akan tetapi, harus benar-benar mendalami apa yang sebenarnya dibutuhkan konsumen. Inilah manfaat terbesar design thinking,” jelas Devi.
Selain dapat membimbing mahasiswa untuk merancang ide atau rencana bisnis yang sesuai kebutuhan pasar. Pola pikir design thinking juga dinilai Unika Atma Jaya relevan dengan nilai-nilai kewirausahaan yang diajarkan universitas serta praktik nyata di lapangan.
“Pendekatan design thinking dari Innovesia kita lihat itu memang berkesinambungan dengan teori yang kami ajarkan di kelas juga dengan apa yang diterapkan di lapangan. Metode ini yang kami rasa merupakan pilihan terbaik untuk saat ini,” lanjut Devi.
Selama empat hari, Innovesia mengajarkan metode design thinking secara intensif. Mulai dari membimbing setiap peserta yang mengikuti program AJIB untuk menemukan ide bisnis yang sesuai kaidah design thinking, mengidentifikasi masalah untuk mencari peluang, memahami permasalahan tersebut dari sudut pandang calon pelanggan, sampai pada pencarian ide untuk memberikan solusi bagi pelanggan dalam bentuk prototype sederhana.
Tak hanya membimbing peserta mematangkan ide bisnis mereka melalui pendekatan design thinking, Innovesia turut memastikan bahwa setiap peserta mampu mengemas dan mengomunikasikan inovasi mereka secara menarik. Melalui kelas Proposal Writing yang digelar secara daring pada 4 September, Innovesia memastikan setiap peserta Bootcamp AJIB mampu membangun pitch deck yang efektif dan menguasai teknik dasar storytelling guna menunjukkan keunggulan inovasinya dengan baik.
“Inovasi yang baik belum tentu punya dampak yang baik, dari segi revenue maupun sosial jika tidak bisa dikomunikasikan dengan baik. Kami berharap mahasiswa Unika Atma Jaya bisa mengomunikasikan ide inovasinya dengan sempurna, baik secara verbal maupun non verbal agar setiap goals atau tujuan dari ide tersebut bisa dikomunikasikan dengan jelas,” ujar Fiter Bagus.
Innovesia Mendorong Lahirnya Wirausaha Muda di Indonesia
Seperti Unika Atma Jaya, Innovesia berharap kedepannya akan semakin banyak universitas yang melihat pengembangan kewirausahaan sebagai hal yang krusial untuk dijadikan materi pengajaran dalam kurikulum perkuliahan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menyambut masa puncak bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada 2030.
Menciptakan lebih banyak wirausaha juga sejalan dengan mandat Kementerian Koperasi dan UKM yang menargetkan Indonesia berada di peringkat ke-60 pada Global Entrepreneurship Index (GEI) dari saat ini di posisi ke-75 dari 132 negara. Target tersebut merupakan bagian dari upaya Indonesia menjadi negara maju.
“Peringkat ini jelas menunjukkan bahwa peluang dunia kewirausahaan di Indonesia masih terbuka luas. Hal inilah yang membuat Innovesia optimis bahwa kehadiran program AJIB menjadi salah satu solusi dalam mencetak potensi wirausaha muda bagi Indonesia. Kami berharap akan semakin banyak perguruan tinggi yang melihat potensi serupa,” ujar Fiter Bagus.