Gelaran Asian Games Hangzhou tidak hanya menjadi panggung bagi para atlet bertalenta, tetapi juga ajang unjuk gigi pemerintah Tiongkok dalam memerangi perubahan iklim.
Setelah melewati 15 hari kompetisi olahraga yang sengit, Asian Games ke-19 resmi berakhir dengan upacara penutupan yang berlangsung di Stadion Pusat Olahraga Olimpiade Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok. Lebih dari 12.000 atlet dari seluruh Asia merayakan pencapaian dan kerja keras mereka selama berkompetisi di 480 cabang olahraga.
Uniknya, meski tanpa atraksi kembang api yang identik dengan perayaan, upacara penutupan Asian Games Hangzhou tetap berlangsung meriah berkat pertunjukkan pesta audiovisual yang didukung oleh teknologi mutakhir. Berkat teknologi kontrol numerik komputer atau computer numerical control (CNC), lapangan stadion diubah menjadi layar dengan 40.000 titik cahaya. Teknologi ini berhasil mengubah rumput lapangan sepak bola menjadi palet warna raksasa yang menyambut para atlet dengan warna dan gambar penuh kilau yang senantiasa berubah-ubah.
Selama 85 menit, ribuan atlet dan tamu undangan yang datang disuguhkan dengan layar proyeksi visual yang memperlihatkan simbol-simbol dari setiap cabang olahraga, proyeksi seribu teratai dan bunga osmanthus raksasa yang merupakan ciri khas Hangzhou. Tak luput pembawa obor digital yang diberi nama “Pioneer” yang melambangkan jutaan orang dalam estafet obor digital.
Menggabungkan virtual reality (VR) dan augmented reality (AR), Asian Games Hangzhou telah mengurangi emisi jejak karbon melalui penggantian pesta kembang api yang berpolusi dengan kemeriahan audiovisual yang terkesan nyata nan memukau.
“Melalui bunga virtual, Anda dapat merasakan kekuatan alam, kemanusiaan, dan teknologi,” ujar Cui Wei, Wakil Direktur Upacara Penutupan Asian Games ke-19.
Digelar di tengah tantangan keberlanjutan yang semakin digaungkan, pemerintah Tiongkok telah mengambil sikap tegas dalam komitmennya menyelenggarakan Asian Games ke-19 secara ramah lingkungan dan berkelanjutan, termasuk dalam hal pembangunan venue, pasokan energi, dan operasional acara.
Venue Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
Di antara 56 venue yang digunakan dalam gelaran Asian Games ke-19 di Hangzhou, hanya 12 venue di antaranya yang baru dibangun sementara puluhan sisanya sekedar direvitalisasi atau dibangun sementara untuk gelaran tersebut. Pembangunan venue-pun dilakukan dengan menganut prinsip ramah lingkungan, cerdas dan hemat sepenuhnya.
Qiu Peihuang, Direktur Departemen Venue, Komite Penyelenggara Asian Games Hangzhou, menjelaskan pembangunan venue dilakukan dengan melibatkan teknologi building information modeling (BIM) yang mampu mensimulasikan seluruh informasi terkait proyek pembangunan ke dalam model tiga dimensi.
Venue Asian Games ke-19 di Hangzhou, Tiongkok (Sumber: Hangzhou2022.cn)
Selain dari proses konstruksi, seluruh venue Asian Games ke-19 di Hangzhou dipastikan menggunakan listrik ramah lingkungan. Bersumber dari tenaga fotovoltaik di Cekungan Qaidam, Kota Jiayuguan, dan Dataran Tinggi Loess di barat laut Tiongkok, serta energi angin dari Hami, Daerah Otonomi Uygur Xinjiang, gelaran Asian Games ke-19 diyakini telah memangkas penggunaan 76.000 ton batubara dan mengurangi emisi karbon dioksida hingga 15.200 metrik ton.
“Semua listrik kami adalah listrik ramah lingkungan. Semua venue harus menggunakan listrik ramah lingkungan selama kompetisi,” ujar Qiu Peihuang.
Walaupun ajang Asian Games ke-19 di Hangzhou telah berakhir, gedung-gedung olahraga yang baru dibangun khusus untuk ajang olahraga se-Asia itu akan dialih fungsikan menjadi pusat kebugaran bagi warga setempat.
Qiu Peihuang menekankan, pihaknya juga telah bekerja sama dengan banyak perusahaan untuk mengalih fungsikan venue Asian Games menjadi lokasi komersial seperti konser musik, pesta, atau bahkan kompetisi olahraga tingkat lokal dan nasional. Semuanya telah dipikirkan dengan matang bahkan sebelum proses konstruksi dilakukan.
“Kami telah sepenuhnya mempertimbangkan penggunaan kembali tempat dalam periode perencanaan dan konstruksi. Di satu sisi banyak venue yang akan menjadi pusat kebugaran warga di beberapa daerah, dan di sisi lain banyak venue yang akan bekerjasama dengan perusahaan komersial. Sebenarnya, selama setahun terakhir operasi uji coba, banyak venue telah mengadakan konser, pesta, kegiatan olahraga,” tutur Qiu Peihuang.