Open innovation atau inovasi terbuka tak hanya menawarkan cara baru bagi pemerintah dalam mengatasi masalah yang kompleks, tapi juga meningkatkan keterlibatan dan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Mulai dari perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, hingga kesenjangan sosial, pemerintah dituntut masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan yang kian mendesak. Sayangnya, solusi yang diperlukan jarang sekali hadir dari sektor pemerintahan itu sendiri. Dalam menyelesaikan isu sosial dan lingkungan yang semakin menantang, pemerintah dituntut untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dari berbagai sektor.
Dalam laporan bertajuk The Nine Trends Reshaping Government in 2023, Deloitte menekankan bahwa pencapaian tujuan kebijakan publik semakin bergantung pada upaya terkoordinasi antara pemerintah dan sektor swasta untuk memanfaatkan pengetahuan bersama dan kekuatan unik dalam rangka mendorong solusi yang inovatif.
Berkat kerja sama dengan sektor swasta melalui open innovation, pemerintah mempunyai potensi besar untuk menghadirkan solusi inovatif guna menciptakan manfaat sosial dan lingkungan yang nyata bagi seluruh penduduknya. Dalam hal ini, open innovation dinilai sangat berguna untuk menemukan pendekatan dan solusi baru terhadap permasalahan sosial serta lingkungan yang mendesak dan belum terpecahkan.
Open innovation juga mampu menstimulasi pemerintah untuk menemukan cara-cara baru agar dapat bekerja dengan cara yang lebih tangkas dibandingkan kerangka kerja konvensional yang silo.
Pendekatan open innovation juga membuka jalan untuk membangun sistem pemerintahan yang terbuka dan proses demokrasi berskala besar karena memungkinkan siapapun untuk berpartisipasi menjawab isu-isu kompleks yang dihadapi masyarakat. Pada akhirnya, keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam open innovation memungkinkan meningkatnya tingkat kepercayaan terhadap pemerintah.
Berikut tiga inisiatif open innovation yang berhasil menghubungkan pemerintah dengan pihak swasta untuk menjawab isu sosial dan lingkungan:
1. The InoveMob Challenge
Seiring pertumbuhan penduduk, pemerintah bertanggung jawab membentuk inovasi dalam sektor mobilitas untuk meningkatkan keselamatan masyarakat dan mengurangi kemacetan. The InoveMob Challenge yang berlangsung pada 2018 menjadi bukti bagaimana kolaborasi antara pemerintah dan swasta berhasil menciptakan inovasi mobilitas di perkotaan.
Melalui kolaborasi, National Front of Mayors, sebuah organisasi non-partisan yang terdiri dari walikota di seluruh Brasil, Toyota Mobility Foundation dan World Resources Institute (WRI) Brasil berhasil meluncurkan kompetisi inovasi InoveMob Challenge untuk menghadirkan solusi yang dapat meningkatkan mobilitas di sekitar universitas, sekolah, gedung administrasi, dan kawasan pusat bisnis.
Dari 80 proposal yang diajukan, lima di antaranya terpilih menerima dukungan finansial dan teknis untuk proyek percontohan. Mereka adalah Bikxi, layanan ridesharing yang menggunakan sepeda tandem bertenaga listrik sehingga memberikan kenyamanan dan kecepatan berkendara; Carona dan Pé, sebuah inisiatif yang mendorong anak-anak untuk berjalan kaki ke sekolah dengan membuat rute berjalan kaki dan mendorong mereka untuk pergi dalam kelompok yang dipandu; Nina, platform yang memungkinkan pengguna angkutan umum melaporkan pelecehan yang mereka derita atau saksikan; OnBoard Mobility yang menawarkan solusi tiket elektronik untuk angkutan umum untuk menghindari antrean umum di terminal; terakhir Bynd, menawarkan layanan berbagi tumpangan bagi karyawan.
2. Helsinki Energy Challenge
Meski emisi karbon yang dihasilkan kota Helsinki dilaporkan 28% lebih kecil dibandingkan tahun 1990-an, bahan bakar fosil masih menjadi masalah utama di ibukota Finlandia tersebut. Kota berpenduduk 632 ribu jiwa itu masih mengandalkan sistem pemanas yang bersumber dari bahan bakar fosil, yang menyumbang lebih dari separuh total emisi karbon Helsinki.
Fenomena inilah yang mendorong Jan Vapaavuori, yang pernah menjabat sebagai Walikota Helsinki periode 2017-2021, untuk menggelar open innovation. Bertajuk Helsinki Energy Challenge, Jan Vapaavuori menawarkan hadiah €1.000.000 bagi para inovator yang mampu merancang ide inovasi guna mempercepat dekarbonisasi sistem pemanasan kota Helsinki.
Dimulai pada 27 Februari 2020, Helsinki Energy Challenge berlangsung selama setahun dan menginspirasi 252 tim dari 35 negara di seluruh dunia untuk berpartisipasi memerangi krisis iklim. Sepuluh tim dengan ide inovasi terbaik kemudian diundang untuk mengikuti fase co-creation.
Melalui Helsinki Energy Challenge, Helsinki menemukan tidak hanya satu tetapi sepuluh alternatif, di mana empat diantaranya dianggap solusi terbaik untuk menghangatkan seisi kota tanpa bahan bakar fosil.
3. Bristol Smart City Challenge
Dengan populasi penduduk yang diproyeksikan meningkat sebesar 15% selama periode 2018-2043 dan mencapai total populasi 532.700 pada tahun 2043, pemerintah Bristol dituntut untuk membangun 24.000 rumah baru dengan harga terjangkau untuk menyelesaikan kesenjangan ekonomi di kota tersebut. Namun, rencana pembangunan puluhan ribu rumah baru ini membuka risiko terhadap krisis iklim.
Pasalnya, perumahan dilaporkan menyumbang sekitar 40% dari total jejak karbon atau carbon footprint di Inggris, di mana separuh dari jumlah tersebut berasal dari energi yang digunakan dalam bangunan dan infrastruktur, dan 28% berasal dari bahan yang digunakan dalam konstruksi bangunan. Atas dasar itu, pemerintah Bristol harus mampu menghadirkan hunian berkelanjutan tentunya dengan harga terjangkau yang dinilai kian mustahil.
Tantangan ini mendorong pemerintah Bristol untuk menghadirkan solusi yang merangkul kompleksitas dari hubungan tersebut melalui kompetisi inovasi, Bristol Smart City Challenge. Melalui open innovation, pemerintah Bristol menantang pengembang, investor di sektor ESG, ahli teknologi hunian ramah lingkungan serta pakar keuangan real estat untuk menghadirkan model pembiayaan dalam pembangunan kawasan hunian baru di lahan Brownfield di Bristol yang selama ini dianggap tidak layak, namun dinilai sebagai kunci untuk membuka ratusan rumah yang hemat energi, netral karbon, dan terjangkau.
Pemenang kompetisi, tim Thriving Places terpilih untuk mengembangkan ide mereka lebih lanjut dan mendemonstrasikan solusi mereka di Bristol pada tahun 2023. Solusi dari Thriving Places akan fokus pada penguatan Bristol sebagai kota yang sehat secara holistik. Prioritas mereka mencakup optimalisasi potensi setiap lahan yang kurang dimanfaatkan dan mendefinisikan ulang nilai pembangunan untuk definisi kelayakan yang baru.