Siapa yang tak kenal Apple, perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat itu telah dikenal luas akan inovasi yang out-of-the-box dalam setiap lini produknya, khususnya iPhone. Mulai dari Touch ID, desain layar berponi, kamera boba, hingga Dynamic Island, setiap inovasi yang dihadirkan Apple dalam jajaran produk smartphone mereka telah menjadi kiblat atau trendsetter, yang diikuti oleh produsen-produsen gawai pintar di dunia.
Kini, Apple kembali merilis smartphone terbarunya, iPhone 15 yang menjanjikan serangkaian fitur inovatif. Apple melangkah lebih jauh dari yang disyaratkan Uni Eropa dengan tidak hanya mengadopsi USB-C untuk membantu mengurangi limbah elektronik atau e-waste, tapi juga menggunakan lebih banyak bahan daur ulang untuk komponen iPhone 15 Pro dan iPhone 15 Pro Max. Emas yang digunakan Apple untuk melapisi konektor USB-C tersebut misalnya, juga berasal dari emas daur ulang.
Tak hanya itu, sebagai langkah signifikan menuju keberlanjutan, Apple mengumumkan bahwa 20% komponen dari kedua seri dari iPhone 15 itu berasal dari bahan daur ulang. Langkah ini termasuk menggunakan bahan daur ulang untuk semua komponen alumunium, timah, mineral tanah jarang atau rare earth, tembaga dan plastik yang digunakan untuk memproduksi iPhone 15 Pro dan iPhone 15 Pro Max.
Untuk iPhone 15, Apple juga menjanjikan kapasitas baterai yang digadang-gadang lebih tahan lama dari para pendahulunya dengan rentang kapasitas mencapai 3.349 mAh hingga 4.383 mAh untuk seri tersebut. Tak hanya dari segi kapasitas, inovasi dalam komponen baterai iPhone 15 juga berasal dari 100 persen kobalt daur ulang yang semakin memperjelas komitmen Apple untuk mengurangi dampak lingkungan dari setiap produk yang dihasilkan.
Sebagai perusahaan teknologi yang berkomitmen terhadap keberlanjutan, Apple tak hanya bermimpi menjadikan setiap produk yang diproduksinya netral karbon pada tahun 2030, tapi juga memastikan keselamatan seluruh pihak yang terlibat dalam membuat, menggunakan, dan mendaur ulang produk Apple, serta membatasi penggunaan ratusan zat berbahaya. Untuk melindungi manusia dan lingkungan, Apple memastikan bahwa iPhone 15 Pro dan iPhone 15 Pro Max bebas dari zat berbahaya seperti berilium, PVC, ftalat, arsenik, merkuri dan kaca layar bebas arsenik.
Selain memelopori penggunaan banyak bahan daur ulang dalam produknya, Apple turut mengakhiri penggunaan kulit di seluruh lini produknya, termasuk aksesori iPhone dan tali jam Apple Watch. Melansir laman resmi perusahaan, Apple mengganti kulit dengan tekstil baru yang disebut FineWoven, yang terbuat dari 68 persen bahan daur ulang dan memiliki emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan kulit. FineWoven akan melengkapi produk casing hingga tali jam Apple Watch Magnetic Link dan Modern Buckle.
Untuk selangkah lebih maju dalam menghilangkan seluruh penggunaan plastik dari kemasan pada 2025, 99% dari kemasan iPhone 15 Pro dan iPhone 15 Pro Max menggunakan serat kayu yang berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab. Uniknya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan akan serat kayu, Apple terlibat secara aktif dalam melindungi dan menciptakan cukup banyak hutan yang dikelola secara bertanggung jawab.
Langkah ini diambil Apple untuk memastikan sumber daya yang mereka gunakan tidak mengganggu fungsi hutan dalam membersihkan udara sekaligus memurnikan sumber air kita.
Mengingat aktivitas distribusi iPhone 15 dari pabrik ke tangan konsumen di seluruh belahan dunia menyumbang sekitar 9% jejak karbon dari seluruh operasional Apple, perusahaan telah beralih ke moda transportasi laut yang diyakini Apple menghasilkan emisi 95 persen lebih sedikit dibandingkan melalui udara.
Langkah Apple Menuju Netralitas Karbon pada 2030
Apple sejauh ini telah mengurangi total emisi sebesar lebih dari 45% sejak tahun 2015, seraya tetap meningkatkan pendapatan hingga 65% lebih besar dalam periode yang sama. Semua tercapai berkat hasil kerja cerdas dan inovasi signifikan yang diterapkan Apple, baik dalam operasional maupun rantai pasokan globalnya.
Dengan menghindari aktivitas yang menghasilkan karbon, Apple telah secara signifikan memperluas implementasi energi terbarukan termasuk memanfaatkan bahan daur ulang. Dalam hal ini, Apple telah memelopori penggunaan banyak bahan daur ulang melalui rekayasa produk kelas dunia, kualifikasi desain yang ekstensif, dan menerapkan aturan yang ketat terhadap rantai pasokan. Sejak 2020, Apple telah menetapkan target yang lebih ambisius untuk mencapai netralitas karbon di seluruh rantai nilai perusahaan pada 2030.