Produsen perangkat elektronik asal Korea Selatan, Samsung, kembali memamerkan inovasi terbarunya. Tahun ini, Samsung merilis Less Microfiber™, sebuah filter mesin cuci eksternal yang dirancang untuk secara signifikan mengurangi polusi mikroplastik dari proses mencuci pakaian.
Melalui filter Less Microfiber, Samsung kembali membuka peluang bagi konsumen untuk mencintai lingkungan dengan mengurangi polusi mikroplastik hingga 98%. Polusi mikroplastik sendiri dapat diartikan sebagai serat kain berukuran mikro yang terlepas dari pakaian selama proses pencucian.
The New York Times
Keprihatinan inilah yang mendorong raksasa elektronik Korea Selatan itu tergerak menciptakan inovasi yang mampu mengurangi pelepasan mikroplastik dari pakaian selama proses pencucian. Uniknya, ide hingga proses inovasi Samsung dalam menciptakan Less Microfiber™ tak mereka lakukan sendiri.
Berkolaborasi untuk Masa Depan Lingkungan
check out the post right here
Berkolaborasi untuk Masa Depan Lingkungan
Menjadi salah satu produsen perangkat elektronik terbesar di dunia dan konglomerasi terbesar di Korea Selatan tak lantas membuat Samsung menutup masuknya ide-ide inovasi dari luar. Faktanya, Samsung justru memberdayakan ide-ide eksternal demi menciptakan inovasi yang ramah lingkungan bagi setiap lini produk elektroniknya, termasuk ketika menciptakan filter Less Microfiber.
Ide inovasi Less Microfiber dimulai dua tahun lalu ketika Patagonia, peritel pakaian luar ruangan asal Amerika, menginspirasi Samsung untuk mengatasi masalah polusi mikroplastik dengan memikirkan kembali produk mesin cuci mereka.
Sebagai peritel pakaian, Patagonia memang telah lama berupaya menyelesaikan masalah polusi mikroplastik yang disebabkan industri tekstil. Mulai dari meneliti jenis kain mana yang paling mudah melepaskan serat mikro, menciptakan bulu sintetis dari plastik daur ulang, hingga menguji kinerja filter mesin cuci di pasar.
Isu inilah yang dibawa Patagonia ke meja diskusi bersama Samsung. Menurut Vincent Stanley yang bekerja di Patagonia, saat itu ia kesulitan menemukan produsen mesin cuci untuk berkolaborasi menyelesaikan masalah polusi mikroplastik. Namun, Samsung jelas berbeda. Selepas pertemuan pertama, kedua perusahaan setuju berkolaborasi untuk menyelesaikan isu ini.
Patagonia lantas menghubungkan Samsung dengan Ocean Wise, sebuah organisasi nirlaba yang menguji pelepasan serat di antara misinya untuk melindungi dan memulihkan lautan. Bersama Ocean Wise, Samsung mengirimkan sejumlah mesin cuci produksi mereka untuk diuji.
Bersama-sama Samsung, Patagonia dan Ocean Wise berhasil menciptakan apa yang mereka sebut sebagai filter Less Microfiber™, yang dibangun atas kesuksesan peluncuran Less Microfiber™ Cycle pada tahun sebelumnya. Jika Less Microfiber™ Cycle memungkinkan konsumen mengurangi pelepasan serat mikro dari pakaian hingga 54%. Filter Less Microfiber™ selangkah lebih maju.
Filter yang terbuat dari bahan daur ulang itu terbukti mampu mencegah pelepasan mikroplastik hingga 98% dari proses mencuci pakaian. Itu artinya, saat menggunakan filter ini, konsumen sama saja tengah mencegah terbuangnya delapan botol plastik berukuran 500 mililiter ke lautan setiap tahunnya.
“Dengan emisi mikroplastik ke lautan kita yang terus meningkat dan peraturan yang diperkuat di banyak negara, serta mikroplastik menjadi masalah kesehatan yang semakin meningkat bagi orang-orang di mana pun, Samsung bekerja dengan Ocean Wise dan Patagonia untuk merekayasa teknologi guna mencegah pelepasan mikroplastik dari keseharian,” kata Lee Moohyung, Executive Vice President sekaligus Head of R&D Team of Digital Appliances Business di Samsung Electronics.
Selain itu, untuk membantu lebih banyak pelanggan terlibat dalam pengurangan emisi mikroplastik, filter Less Microfiber™ memiliki desain yang dapat dipasangkan dengan model mesin cuci standar. Hal ini jelas menunjukkan dedikasi Samsung terhadap krisis iklim dan membantu konsumen merangkul prinsip keberlanjutan di rumah.
“Dengan inovasi seperti Less Microfiber™ Filter and Cycle, Samsung memungkinkan praktik Everyday Sustainability dalam rangkaian produk yang lebih luas dan menjadikan praktik sehari-hari yang sadar lingkungan sebagai kebiasaan kedua di rumah,” ujar Lee Moohyung.
Everyday Sustainability
Berinovasi Melalui Kolaborasi
Berinovasi Melalui Kolaborasi
Tak bisa dipungkiri, Patagonia dan Ocean Wise berhasil membawa Samsung untuk memikirkan inovasi produk yang tak hanya memiliki nilai jual bagi perusahaan elektronik itu, tapi juga membantu mengatasi masalah polusi mikroplastik. Kolaborasi telah memungkinkan ketiga lembaga yang berbeda latar belakang itu menyatukan keahlian mereka yang berbeda-beda untuk menciptakan filter Less Microfiber™, sebuah terobosan terbaru yang membuat proses mencuci pakaian lebih ramah lingkungan.
Telah lama mengenali manfaat kolaborasi, Fiter Bagus, Direktur, Innovesia, menjelaskan kolaborasi antara Patagonia, Ocean Wise, dan Samsung telah menciptakan ekosistem diskusi untuk merangsang kreativitas. Bersama-sama, ketiganya mengusulkan dan menguji ide satu sama lain untuk menghasilkan solusi terbaik dari masalah mikroplastik yang disebabkan industri tekstil.
“Dalam proses berinovasi, kolaborasi antar organisasi dari berbagai latar belakang, keahlian, dan pengalaman mampu menghasilkan beragam perspektif yang dapat menginspirasi pemikiran baru dan pendekatan yang berbeda terhadap masalah yang dihadapi. Alhasil, peluang untuk menemukan solusi inovatif tentunya akan lebih besar,” ujar Fiter Bagus.
Selain itu, kolaborasi dinilai Fiter Bagus juga mampu menguji atau memvalidasi ide-ide yang dilontarkan selama berdiskusi. Dengan begitu, kolaborasi memungkinkan hadirnya umpan balik yang konstruktif, yang dapat menyempurnakan dan mengubah ide menjadi konsep yang lebih matang.
Sebagai perusahaan konsultasi yang telah membantu banyak perusahaan dan organisasi lainnya untuk berinovasi, Innovesia percaya kolaborasi telah memungkinkan siapa saja untuk merangkul setiap masalah baik yang kompleks sekalipun seperti isu lingkungan dan merancang solusi yang lebih holistik.
Berdiri sejak 2015, Innovesia telah berhasil mempertemukan perusahaan, instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, hingga institusi pendidikan dengan mitra inovasi yang sesuai dengan misi dan visi mereka. Semua kolaborasi ini dimungkinkan berkat layanan open innovation yang dimiliki Innovesia.
open innovation
Sebagai salah satu pelopor ekosistem open innovation pertama di Indonesia, Innovesia percaya bahwa setiap perusahaan dan organisasi memiliki keahlian dan pengetahuan yang unik dan kolaborasi membuka pintu bagi mereka sebagai akses menuju sumber daya inovasi yang lebih besar.
open innovation