Kemajuan teknologi dan ruang digital meruntuhkan hambatan dalam pasar, mengubah model bisnis yang sudah mapan, dan menawarkan cara baru untuk berinteraksi dengan pelanggan. Untuk mengidentifikasi dan merespons peluang dan ancaman digital di masa depan dengan efektif, penting untuk mengembangkan pola pikir yang benar-benar digital.
Pola pikir digital <strong>tidak hanya</strong> kemampuan untuk menggunakan teknologi. Ini adalah kumpulan sikap dan perilaku yang memungkinkan individu dan organisasi untuk melihat kemungkinan. Media sosial, big data, mobilitas, cloud, kecerdasan buatan (AI), dan robotika adalah beberapa kekuatan besar yang mengganggu dunia saat ini, memasuki setiap aspek kehidupan dan bisnis. Agar organisasi dapat tumbuh, mereka harus mampu menciptakan dan mengimplementasikan strategi bisnis sesuai dengan perubahan yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan ini. Penting untuk mengetahui bahwa menjadi mahir dalam teknologi digital tidak sama dengan memiliki pola pikir digital. Mahir dalam teknologi digital hanya menunjukkan kemampuan seseorang untuk menggunakan teknologi tertentu, meskipun hal itu memungkinkan mereka untuk lebih mudah mengembangkan pola pikir digital. Seseorang dengan pola pikir digital memahami kemampuan teknologi untuk mendemokratisasi, memperbesar, dan mempercepat interaksi dan tindakan. Beberapa karakteristik dari pola pikir digital adalah sebagai berikut: Pola Pikir Kelimpahan: Pola pikir kelimpahan, yang ditandai dengan pendekatan kolaboratif dan kooperatif, keterbukaan, penghargaan, dan kepercayaan, adalah indikasi dunia digital dan terhubung. Pola Pikir Pertumbuhan: Orang dengan pola pikir pertumbuhan cenderung memanfaatkan setiap kesempatan untuk membantu mereka tampil lebih baik. Orang-orang ini lebih cenderung berusaha keras untuk belajar hal-hal baru dan memiliki fleksibilitas yang membantu mereka mengatasi tantangan. Pendekatan yang Agile: Menjadi agile lebih dari sekadar beradaptasi dengan perubahan. Di era teknologi disruptif, kita harus dapat mempersepsi dan berubah sebelum kebutuhan untuk berubah datang. Di era digital, hal ini berarti merasa nyaman dengan teknologi, melihat perubahan sebagai peluang, dan menerima cara kerja yang baru. Kenyamanan dalam Ambiguitas: Di dunia VUCA (Volatil, Tidak Pasti, Ambigu, dan Bermacam-macam), ambiguitas dan volatilitas telah menjadi standar. Penting untuk dapat beradaptasi dengan ambiguitas; mengambil keputusan dalam menghadapi informasi yang tidak lengkap, dan mengoreksi arah saat kita mengeksplorasi dan bereksperimen. Kita harus siap menghadapi ketidakpastian dan perubahan ini. Pikiran Penjelajah: Pola pikir digital juga berarti menggunakan teknologi sebagai alat eksplorasi. Mereka yang mampu menjelajah dan belajar di luar keahlian mereka akan menjadi mereka yang tetap relevan dan memberikan nilai |
