Di tengah persaingan global yang semakin ketat, inovasi telah menjadi tonggak penting bagi kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan. Sebagai respons akan tuntutan ini, open innovation telah muncul sebagai strategi berinovasi yang efektif untuk menciptakan terobosan baru. Termasuk dalam kaitannya membantu perusahaan menciptakan model bisnis yang lebih bertanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan keberlanjutan.
Pada Juni 2023, perusahaan-perusahaan kembali mencuri perhatian berkat keberanian mereka dalam berkolaborasi lintas industri untuk memastikan pertumbuhan perusahaan sambil menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Dalam artikel ini, kita akan mempelajari kisah inspiratif tiga perusahaan dalam menerapkan strategi open innovation untuk mengatasi tantangan bisnis dan mencapai keunggulan kompetitif. Berikut tiga perusahaan yang membuka pintu bagi kolaborasi dan merubah paradigma bisnis:
1. Unilever
Siapa yang tak kenal Unilever, perusahaan manufaktur, pemasaran dan distribusi barang konsumsi yang telah berdiri sejak 1929 itu telah berhasil mengembangkan formula detergen yang ramah lingkungan. Pada 12 Juni lalu, Unilever mengumumkan keberhasilan perusahaan menciptakan sebuah enzim baru untuk detergen yang tak hanya mampu menghilangkan noda dengan lebih efektif tapi juga bersifat sustainable melalui open innovation.

Berkolaborasi bersama Arzeda, sebuah perusahaan biologi sintetik yang memproduksi jenis protein dan enzim baru dengan prinsip-prinsip keberlanjutan, Unilever menggabungkan ilmu fisika dan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat jenis enzim rendah karbon yang mampu menggantikan penggunaan bahan kimia apapun yang diperoleh dari bahan bakar fosil dalam produksi detergen.
Peter ter Kulve, yang menjabat sebagai Unilever Home Care President, menuturkan kolaborasinya dengan Arzeda telah mendukung strategi Clean Future di Unilever, yang mencakup komitmen untuk mengubah produk detergen mereka menjadi lebih ramah lingkungan sambil tetap mempertahankan kinerja pada tingkat yang sama atau bahkan lebih baik.
“Sebagai bagian dari strategi Clean Future Unilever, kami berinvestasi dalam teknologi mutakhir untuk mengembangkan produk pembersih generasi berikutnya, yang berkelanjutan dan berkinerja tinggi. Kemajuan yang dibuat hanya dalam 18 bulan dengan teknologi Arzeda menunjukkan bagaimana konvergensi AI dan biologi adalah gamechanger untuk industri seperti perawatan di rumah,” kata Peter ter Kulve.
2. Hyundai Motor Group
Hyundai Motor Group menyatakan komitmennya melanjutkan strategi kolaborasi dengan startup untuk mengubah industri dengan ide-ide kreatif. Menggelar “Open Innovation Tech Day” yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan pada 15 Juni 2023, produsen mobil asal negeri ginseng itu, berencana memperluas kolaborasinya dengan startup dalam sejumlah segmen baru seperti sirkulasi sumber daya, teknologi rendah karbon, semikonduktor, dan teknologi kuantum.

Sejak 2017, Hyundai Motor Group memang aktif melihat potensi open innovation sebagai sarana perusahaan mengamankan mesin pertumbuhan bisnis mereka melalui kolaborasi bersama ratusan startup di seluruh dunia. Bahkan, perusahaan multinasional yang berkantor pusat di Seoul itu telah menginvestasikan KRW 1,3 triliun (Rp15 triliun) dalam open innovation bersama startup di berbagai area bisnis, termasuk elektrifikasi, konektivitas, kecerdasan buatan (AI), energi terbarukan, robotika, layanan mobilitas dan lainnya.
Hingga saat ini, Hyundai Motor Group mengoperasikan pusat inovasi bernama ‘CRADLE’ di Amerika Serikat, Jerman, Israel, China, dan Singapura. Di Korea sendiri, Hyundai Motor Group juga telah mendirikan program akselerator bertajuk ‘ZER01NE’, yang merupakan pusat open innovation untuk memfasilitasi kolaborasi antara startup dan berbagai departemen di bawah Hyundai.
“Kami akan membangun ekosistem koeksistensi dengan berinvestasi secara aktif dalam startup yang memberikan wawasan penting dalam penciptaan solusi mobilitas cerdas dan berkelanjutan di masa depan serta meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup umat manusia,” kata Hwang Yunseong, Wakil Presiden dan Kepala Departemen Eksekusi Open Innovation di Hyundai Motor Group.
3. L’Oréal
Jenama kecantikan asal Prancis, L’Oréal resmi meluncurkan kompetisi inovasi bertajuk North Asia Big Bang Beauty Tech & Innovation Challenge pada 15 Juni 2023. Diluncurkan pada acara konferensi teknologi tahunan, Viva Technology, kompetisi inovasi L’Oréal merupakan platform open innovation regional pertama yang berfokus mendorong pengembangan produk kecantikan dan melahirkan beauty experience baru di China, Korea Selatan, dan Jepang.

Di Korea Selatan, L’Oréal akan bermitra dengan kementerian terkait untuk mendukung pertumbuhan startup di bidang perangkat kecantikan, teknologi kecantikan, juga diagnosis kulit. L’Oréal juga bermitra dengan J-Startup dan startup asal Jepang Hello Tomorrow untuk memanfaatkan kemajuan bioteknologi dalam produk kecantikan. Sementara di China, L’Oréal telah merintis program Big Bang selama tiga tahun, berkolaborasi dengan 1.500 startup asal China dan menginkubasi lebih dari 50 proyek.
“Di L’Oréal, kami merangkul dan memelihara inovasi, dan percaya pada open innovation melalui kemitraan. Oleh karena itu, kami bekerja dengan startup inovatif, usaha kecil dan menengah, institusi serta pemerintah untuk menginspirasi dan terinspirasi. Kami sangat antusias untuk berkolaborasi dengan startup dari China, Korea, dan Jepang melalui program Big Bang, dan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi,” ujar Barbara Lavernos, Deputy CEO L’Oréal Group, yang bertanggung jawab atas Riset, Inovasi, dan Teknologi.