Gagal Memahami User Needs, Startup Triangulate Terpaksa Gulung Tikar

Banyak startup berlomba menawarkan kebaruan teknologi dalam menciptakan produk atau jasa. Tak sedikit yang percaya bahwa kebaruan yang mereka bawa akan sangat menarik dan laku di pasaran. Tanpa berbicara pada target konsumen, startup sepenuhnya mempercayakan asumsi atau penilaian mereka ketika mengembangkan produk atau jasa baru.

startup
startup

Sayangnya, mendasarkan bisnis pada asumsi-asumsi ini tak akan membawa startup menuju kesuksesan. Inilah yang terjadi dengan startup Triangulate ketika menciptakan aplikasi kencan sosial yang secara otomatis mengekstrak data profil konsumen dari jejaring sosial mereka.

startup
startup

Meski berhasil mengumpulkan pendanaan hingga USD 750.000 (setara dengan Rp11,6 miliar) dari venture capital, aplikasi kencan bernama Wings yang dikembangkan Triangulate harus berujung pada bangkrutnya perusahaan.

venture capital

Kisah kegagalan Triangulate dimulai pada 2010 ketika pendirinya, Sunil Nagaraj awalnya bermaksud menciptakan sebuah software atau perangkat lunak bagi aplikasi kencan, yang mampu secara otomatis mengekstrak data profil konsumen dari jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Spotify, dan Netflix. Software tersebut kemudian akan menggunakan algoritma untuk memasangkan pengguna yang selera dan kebiasaannya menunjukkan bahwa mereka mungkin cocok secara romantis. 

software
Software tersebut

Alih-alih mendirikan aplikasi kencannya sendiri, software itu awalnya hendak dilisensikan Triangulate ke situs kencan yang sudah ada seperti eHarmony dan Match. Namun, Venture Capital menolak memberikan pendanaan untuk mendukung rencana Nagaraj dan meminta ia untuk lebih dulu menandatangani kesepakatan lisensi.

software

Bergerak dengan cepat untuk membuktikan kepada calon pemegang lisensi bahwa software yang diciptakannya berfungsi dengan baik, Nagaraj memutuskan untuk menggunakan software tersebut demi memperkuat situs kencan yang Triangulate buat sendiri.

software
software
article source

Gagasannya berhasil, Nagaraj mengumpulkan USD 750.000 atau sekitar Rp11,6 miliar yang digunakan Triangulate untuk meluncurkan situs kencan bernama Wings. Berkat software pencocokan yang diciptakan Nagaraj, Wings secara otomatis mengisi profil pengguna dengan menghubungkan ke Facebook dan layanan online lainnya.

software

Keunikan lain yang dimiliki Wings adalah pengguna dapat mengundang teman Facebook mereka sebagai “Wingman” yang dalam hal ini mengacu sebagai mak comblang. Namun, keunikan dan kebaruan yang dimiliki Wings dalam ranah aplikasi kencan tak lantas membawanya menjadi aplikasi kencan yang diminati.

Kurang dari setahun mengudara, Nagaraj memutuskan tak lagi menggunakan algoritma pencocokan berdasarkan profil jejaring media sosial pengguna, ia pun meninggalkan konsep Wingman yang dibanggakan. 

Ternyata, pengguna tak sepenuhnya tertarik dengan algoritma tersebut. Sebaliknya, pengguna lebih menyukai kecocokan yang didasarkan pada daya tarik fisik, kedekatan, dan tanggapan calon pasangan terhadap pesan, dan semua ini adalah kriteria yang umum digunakan banyak situs kencan yang ada. Terkait peran Wingman, banyak pengguna yang justru merasa tidak nyaman menjadikan kehidupan kencan mereka sebagai buku terbuka bagi teman-teman mereka.

Walaupun basis pengguna Wings tumbuh, keterlibatan pengguna yang dilaporkan jauh lebih rendah dari yang diharapkan. Pendapatan per pengguna juga jauh dari proyeksi Nagaraj. Wings juga kesulitan mendapatkan pengguna baru. Dengan model bisnis yang tidak berkelanjutan, Nagaraj dan timnya harus memutar otaknya untuk menyelamatkan bisnisnya di tengah saldo kas yang menipis.

Meski sempat menawarkan ide baru dengan menciptakan aplikasi kencan baru bernama DateBuzz, Triangulate tetap dihadapkan pada kegagalan. Tak yakin dengan prospek bisnisnya, Nagaraj lantas memutuskan untuk menutup Triangulate dan mengembalikan USD 120.000 atau sekitar Rp1 miliar kepada investor.

Memulai dengan Awal yang Salah

Memulai dengan Awal yang Salah
Why Startup Fail
,
user needs.

Meski membawa kebaruan dalam hal algoritma pencocokan dalam aplikasi kencan, tak ada konsumen yang membutuhkan pencocokan yang didasarkan pada profil dan aktivitas jejaring media sosial pengguna. Sebaliknya, pengguna aplikasi kencan lebih nyaman dengan kriteria pencocokan yang umum digunakan aplikasi kencan.

startup
No User Needs”
startup
startup

Memahami kebutuhan pelanggan kian penting karena dapat membantu bisnis untuk mengungkapkan dan memahami siapa konsumen kita dan keadaan atau faktor  yang mengarahkan konsumen untuk menggunakan produk atau layanan. Semakin baik kita memahami pelanggan, maka semakin besar kemungkinan kita dapat merancang produk atau membangun layanan yang bekerja dengan baik dan paling dibutuhkan oleh konsumen. 

State of the Connected Customer

Atas dasar itu Steve Blank, yang dikenal luas sebagai guru startup, menuntut startup untuk menyelesaikan fase wawancara dengan calon pelanggan sebelum mulai membangun produk. Wawancara ini ditujukan untuk menyelidiki kebutuhan pelanggan yang kuat dan belum terpenuhi.

startup,
startup

Dalam wawancara Eisenmann dengan Nagaraj tentang kegagalan Triangulate, dia mengakui telah melewatkan langkah penting ini. Dia dan timnya gagal melakukan penelitian awal untuk memvalidasi permintaan akan mesin yang cocok atau daya tarik konsep wingman. Alih-alih meluncurkan prototype dan mengujikannya dengan calon konsumen, Triangulate bergegas meluncurkan Wings. 

wingman
prototype

Pahami User Needs dengan Metode Rancangan Innovesia

Pahami
User Needs
User Needs
dengan Metode Rancangan Innovesia


user needs

Design thinking sendiri merupakan sebuah proses dan pola pikir untuk berempati dengan masalah yang berfokus pada manusia. Design thinking menekankan pada siklus yang berulang untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk mempertanyakan masalah, meragukan asumsi dan implikasinya. Karena itulah aplikasi design thinking mendorong perusahaan untuk menciptakan solusi yang memenuhi kebutuhan nyata pelanggan mereka. 

Design thinking
Design thinking
design thinking

Melalui design thinking, ide bisnis yang ditawarkan diharapkan dapat menjadi solusi yang benar-benar menjawab kebutuhan target penggunanya atau product market-fit dan bukan mengedepankan teknologi atau fiturnya.

design thinking
product market-fit

Innovesia percaya, inovasi tidak berasal dari teknologi, produk atau fitur, tetapi dari kebutuhan manusia, pola pikir, dan empati. Tujuan utama dari tahapan ini adalah untuk mengembangkan pemahaman terbaik tentang pelanggan, kebutuhan mereka, dan masalah yang mendasari pengembangan produk atau layanan yang ingin Anda ciptakan atau perbaiki. 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • All Post
  • Design Thinking
  • Edukasi
  • Eksklusif
  • Gaya Hidup
  • Innovation
  • Kesehatan
  • Keuangan
  • Open Innovation
  • Otomotif
  • Pemerintahan
  • Pertambangan
  • Teknologi
  • Uncategorized
  • Workshop

Investing in Innovation

Everyone can innovate, including you. We help people and organizations to innovate in the era of Industrial Revolution 4.0

building

Design Thinking

Newsletter

About Us

PT Investasi Inovasi Indonesia

innovesia.co.id

designthinking.id

Business Address:

Equity Tower, 35th Floor, SCBD Lot 9

Jl. Jendral Sudirman, Kav 52-53, Jakarta 12910

P: +62 21 2939 8903