Mudahkan Konsumsi Obat bagi Pasien, PillPack Merevolusi Industri Kesehatan melalui Design Thinking

Berkomitmen mempermudah operasional apotek, PillPack menggunakan design thinking untuk mempermudah akses pasien ke obat-obatan. Sebuah solusi yang kemudian merevolusi industri farmasi.

Rata-rata orang Amerika Serikat (AS) di atas usia 65 tahun membutuhkan hingga tujuh resep obat yang berbeda per hari. Sementara menurut CDC, 10% dari keseluruhan populasi AS mengonsumsi sedikitnya lima resep obat setiap bulan. Sayangnya, Mayo Clinic memperkirakan sekitar 50% populasi AS gagal mengonsumsi obat yang diresepkan dengan benar. Padahal menurut New England Journal of Medicine, ketidakpatuhan dalam konsumsi obat bisa menyebabkan kematian dan peningkatan morbiditas.

Berurusan dengan pengobatan memang seringkali lebih menyakitkan daripada rasa sakit dari penyakit itu sendiri. Bagaimana tidak, pasien acap kali harus menyisihkan waktu mereka untuk berdiri dalam antrean panjang di apotek, rutin memeriksa tanggal kadaluarsa obat-obatan, memastikan membawa segala jenis obat setiap mereka hendak bepergian. Hingga memastikan minum obat tepat waktu. Jelas itu semua bisa membuat pasien kewalahan.

Masalah inilah yang hendak diselesaikan TJ Parker dan Elliot Cohen melalui PillPack, sebuah startup di bidang farmasi yang memiliki misi untuk mempermudah akses pasien terhadap obat-obatan. Idenya sederhana, startup yang bermarkas di AS itu bertekad membuat proses pemesanan dan pengambilan obat yang seringkali rumit menjadi jauh lebih sederhana dan tentunya lebih aman.

“Kami ingin membantu pelanggan kami meminum obat mereka, dan, pada akhirnya, membantu mereka tetap sehat,” kata Parker dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari laman US Chambers of Commerce.

Ide untuk mendirikan PillPack sebenarnya sudah lama dimiliki Parker, seorang apoteker yang telah menyaksikan perjuangan banyak orang untuk meminum obat sesuai resep. Sementara Cohen, pendiri lain PillPack yang juga seorang pengusaha dan insinyur teknologi kesehatan atau healthtech, juga familiar dengan kekhawatiran serupa mengingat sang ayah harus berjuang melawan kanker. Kondisi sang ayah inilah yang terus membuat Cohen kian putus asa atas rumit dan lambatnya model operasional farmasi tradisional.

Menggabungkan Industri Farmasi dan Design Thinking

PillPack (Sumber: PillPack)

Berkomitmen memudahkan pasien untuk meminum obat yang tepat pada waktu yang tepat, Parker dan Cohen melakukan lompatan kewirausahaan. Pada 2013, mereka kemudian meminta layanan kreatif dari firma desain yang berpusat pada manusia atau human-centered design IDEO yang berbasis di California, AS, untuk mendefinisikan kembali bagaimana konsumen terlibat berinteraksi dengan PillPack selama proses pengujian prototype.

Selama residensi yang berlangsung tiga bulan, Parker dan Cohen beserta tim dari IDEO berfokus untuk memastikan bahwa setiap interaksi pelanggan dengan PillPack, mulai dari mendaftar ke layanan secara online hingga menggunakan produknya setiap hari, dapat dilakukan secara langsung dan meyakinkan.

Dengan pendekatan yang berpusat pada manusia seperti design thinking, Parker dan Cohen mendesain seperangkat layanan yang mencerminkan pemahaman yang benar tentang para pasien. Begini cara kerjanya. Pertama, dokter atau pasien dapat mengirimkan resep obat-obatan secara langsung ke apoteker di PillPack secara daring atau online. Setelahnya, tim apoteker di PillPack akan mengatur obat-obatan pasien ke dalam paket atau kemasan kecil yang telah disortir dan dipersonalisasi. 

Paket atau kemasan kecil tersebut lantas diberi label berdasarkan tanggal dan waktu konsumsi obat. Setiap kemasan obat ini dimaksudkan untuk sekali konsumsi. Dengan begitu pasien tak perlu lagi menyortir obat-obatan mereka setiap kali hendak mengonsumsinya. Terakhir, paket obat untuk persediaan selama 14 hari akan dikirim ke pintu rumah pasien. IDEO juga mendesain kantong perjalanan yang membuat aktivitas minum obat saat bepergian menjadi sederhana dan tidak menyulitkan.

Merevolusi Industri Farmasi

Kemasan PillPack (Sumber: Gregory Reid)

PillPack telah menggunakan design thinking untuk merevolusi cara kerja industri farmasi dan pasar obat-obatan. Inovasi sederhana PillPack telah membuat hidup para pasien lebih mudah. Mereka tak lagi perlu menghabiskan waktu untuk mengantri di apotek, menyortir ragam obat-obatan mereka setiap harinya. Dengan design thinking, PillPack telah mengatasi tak hanya satu tapi semua kesulitan pasien dalam mengonsumsi obat-obatan sesuai resep mereka.

Design thinking sendiri merupakan pendekatan yang fokus pada pemahaman mendalam terhadap pengguna guna menciptakan solusi inovatif melalui iterasi berulang dalam proses pengembangan produk atau layanan. Dalam kasus PillPack, design thinking berhasil mendorong perusahaan untuk lebih mendalami kebutuhan, preferensi dan tantangan pasien dalam mengonsumsi obat.

Fiter Bagus Cahyono, Direktur Innovesia, perusahaan konsultasi yang berfokus pada inovasi, mengutarakan bahwa design thinking telah membantu PillPack memahami betapa rumitnya pengelolaan obat bagi pasien yang mengonsumsi banyak jenis obat sekaligus.

“PillPack menggunakan pendekatan design thinking untuk menciptakan kemasan obat yang disesuaikan dengan jadwal dan kebutuhan setiap pasien. Inovasi ini jelas mengarah pada pengalaman yang lebih mudah, lebih teratur, dan lebih sedikit stres bagi pasien,” ujar Fiter Bagus.

Secara menyeluruh, Fiter Bagus menilai apa yang dilakukan PillPack telah menunjukkan bahwa penerapan design thinking dalam industri farmasi dapat menghasilkan inovasi yang signifikan dalam produk dan layanan yang diberikan untuk pasien. Pasalnya, design thinking membantu perusahaan untuk lebih baik memahami dan memenuhi kebutuhan pasien serta mengatasi tantangan kompleks dalam penyediaan obat yang aman dan efektif.

Dengan solusi yang cerdas, tak heran jika majalah ekonomi terkemuka TIME menganugerahi PillPack sebagai salah satu dari 25 penemuan atau inovasi terbaik pada 2014. Kini, PillPack telah mengirimkan ratusan ribu resep obat setiap bulannya. Tak heran jika pada 2018, Amazon membeli PillPack seharga USD 753 juta (Rp11,8 triliun). Dengan akuisisi ini, PillPack telah memperluas jangkauannya ke seluruh Amerika Serikat sekaligus memperluas lini bisnis farmasi Amazon.

Berkaca pada kesuksesan PillPack menggunakan design thinking untuk menyelesaikan masalah pasien terkait konsumsi obat, Innovesia sebagai salah satu pengadopsi awal metode design thinking di Indonesia membuka kesempatan bagi lebih banyak perusahaan farmasi untuk merangkul pendekatan satu ini untuk memecahkan masalah kesehatan dan tentunya meningkatkan kemudahan bagi pasien.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • All Post
  • Design Thinking
  • Edukasi
  • Eksklusif
  • Gaya Hidup
  • Innovation
  • Kesehatan
  • Keuangan
  • Open Innovation
  • Otomotif
  • Pemerintahan
  • Pertambangan
  • Teknologi
  • Uncategorized
  • Workshop

Investing in Innovation

Everyone can innovate, including you. We help people and organizations to innovate in the era of Industrial Revolution 4.0

building

Design Thinking

Newsletter

About Us

PT Investasi Inovasi Indonesia

innovesia.co.id

designthinking.id

Business Address:

Equity Tower, 35th Floor, SCBD Lot 9

Jl. Jendral Sudirman, Kav 52-53, Jakarta 12910

P: +62 21 2939 8903