Patriotamat Locakzp

Menggabungkan wawasan dari puluhan dokter kulit dan konsumen, Unilever melalui pusat inovasi Polycultural Centre of Excellence (PCOE) berupaya mengembangkan produk kecantikan yang mampu memenuhi kebutuhan pengguna yang belum terlayani yakni mereka yang memiliki kulit gelap atau kaya melanin.

Di Amerika Serikat, meskipun jumlah warga berkulit hitam, Hispanik dan Asia mewakili 37,3% dari keseluruhan populasi, sebuah laporan dari Food and Drug Association (FDA) menunjukkan bahwa kelompok-kelompok ini hanya memiliki sedikit keterwakilan dalam uji klinis berbagai produk kecantikan dan perawatan tubuh.

Menurut laporan FDA, individu Asia, orang berkulit hitam atau Afrika-Amerika, dan Hispanik masing-masing hanya mencapai 6%, 8%, dan 11% dari populasi uji klinis. Jumlah ini sangat kontras jika dibandingkan dengan keterlibatan orang kulit putih dalam uji klinis yang mencapai 75% dari total responden.

Atas dasar inilah Unilever menyadari bahwa ada pekerjaan besar yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa setiap uji klinis benar-benar mampu mewakili beragam demografi pengguna atau dalam hal ini konsumen mereka. Maka, Unilever mendirikan Polycultural Centre of Excellence (PCOE) agar dapat membantu mengatasi kesenjangan pengetahuan ini.

Logo Unilever (Sumber: Unilever)

Melansir laman resmi Unilever, Polycultural Centre of Excellence (PCOE) menyatukan tim dari berbagai fungsi R&D termasuk formulasi, riset konsumen, serta sains dan teknologi untuk bekerja sama dalam program ‘Melanin Science Movement”, sebuah program yang dirancang oleh Unilever untuk lebih mengembangkan pemahaman tentang melanin dan bagaimana pengaruhnya terhadap kulit.

“Meskipun kami tahu ada lebih dari 1,5 miliar konsumen dengan kulit kaya melanin dan/atau rambut bertekstur di seluruh dunia, kami juga memahami bahwa mereka memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi di bidang kecantikan, perawatan, dan kesehatan,” jelas Peter Schrooyen, Head of Beauty & Wellbeing R&D North America di Unilever, seperti dilansir dari laman resmi

Melibatkan Konsumen

Alih-alih hanya melibatkan pakar kecantikan, Unilever turut melibatkan konsumen mereka, salah satunya dalam menciptakan produk tabir surya atau sunscreen yang cocok bagi konsumen dengan kulit yang berwarna lebih gelap.

Selama penelitian, tim peneliti menemukan banyak konsumen yang masih enggan menggunakan tabir surya. Tidak sedikit dari mereka yang belum menyadari bahwa paparan sinar matahari atau sinar UV dapat menyebabkan kerusakan pada kulit kaya melanin. Melihat minimnya pengetahuan konsumen akan bahaya sinar matahari bagi kulit, Unilever merasa perlu untuk menyebarkan pesan mengenai pentingnya penggunaan Sun Protection Factor (SPF). 

Untuk mendapatkan pesan yang tepat, Unilever lantas bekerja dengan pakar kulit berwarna demi membuat penjelasan singkat mengenai pentingnya SPF untuk meminimalkan potensi kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari. Pada gilirannya, komunitas dokter kulit berbagi wawasan mereka bahwa banyak klien mereka yang enggan menggunakan tabir surya karena dapat meninggalkan lapisan putih pada kulit yang lebih gelap.

Menggabungkan sains dengan wawasan gaya hidup ini membantu Unilever menciptakan merek perawatan kulit bernama MELÉ dengan SPF bawaan, yang tak hanya mampu memberikan perlindungan bagi kulit tapi juga kecantikan. Melansir laman resmi perusahaan, MELÉ lahir dari keyakinan unik bahwa kulit yang kaya melanin harus selalu menjadi prioritas. Didukung oleh sains dan dibuat dengan bahan-bahan yang menutrisi, MELÉ dipercaya mampu meningkatkan, dan melindungi kecantikan kulit yang kaya melanin.

Rangkaian produk MELÉ (Sumber: MELÉ)

“Wanita kulit hitam dan cokelat adalah konsumen utama dan penggemar semua aspek kecantikan, namun ada kekurangan pengetahuan berbasis sains dan perawatan kulit di pasar yang dirancang khusus untuknya. Memanfaatkan kekuatan ilmu pengetahuan Unilever, bergandengan tangan dengan sekelompok dokter kulit dan konsumen dengan kulit berwarna, kami telah bersama-sama mengembangkan merek yang mengedepankan kecantikan, kekhawatiran, dan solusi untuk kulit kaya melanin. Kami harap Anda menikmatinya,” jelas Sarah Irby Brand Director di Unilever untuk wilayah North America, seperti dilansir dari laman resmi .

Satu Pengetahuan untuk Semua Merek Kecantikan

check this site out

Selain kemampuannya memenuhi kebutuhan konsumen yang sebelumnya diabaikan, kolaborasi antar pakar di Polycultural Centre of Excellence (PCOE) juga menghasilkan pengetahuan yang mampu diadopsi oleh sejumlah merek produk kecantikan dan perawatan tubuh di Unilever.

Dengan kata lain, pusat inovasi Polycultural Centre of Excellence (PCOE) tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengalaman produk konsumen yang lebih beragam dan inklusif, tetapi juga mengembangkan produk dan membawanya ke pasar dengan cepat. Salah satu contohnya adalah penemuan bahwa kulit yang kaya melanin memiliki susunan ceramide yang berbeda, yang berpotensi lebih besar untuk kehilangan kelembapan dan membuatnya cenderung lebih kering daripada jenis kulit lainnya. 

Temuan itu mendorong merek Vaseline, yang juga dimiliki Unilever untuk menambahkan produk “Ultra Hydrating Lipids” ke rangkaian produk perawatan intensif Vaseline. Bersamaan dengan ini, mereka mengembangkan formula pelembab yang ditingkatkan untuk memberikan kelembapan hingga 90% lebih baik dari sebelumnya.

Selain Vaseline dan MELÉ, merek perawatan kulit bayi, Baby Dove turut menggunakan temuan ini untuk menciptakan serangkaian produk, yang dirancang khusus untuk merawat kulit bayi yang kaya melanin dengan lembut, termasuk sabun cuci hipoalergenik, krim, dan minyak yang menenangkan.

Sebagai pusat inovasi, Polycultural Centre of Excellence (PCOE) telah menjadi rumah bagi hampir 400 ilmuwan yang berspesialisasi dalam perawatan kulit, pembersihan kulit, dan perawatan rambut. Ratusan ilmuwan itu berkolaborasi, melakukan penelitian dan pengembangan secara global untuk menciptakan produk perawatan kulit dan perawatan rambut untuk berbagai merek kecantikan di bawah Unilever, termasuk SheaMoisture, Vaseline, Dove, dan MELÉ.

“Kemitraan dengan berbagai pakar dan pemasok untuk memahami bagaimana preferensi budaya, kebiasaan, dan praktik saling terkait untuk menciptakan pengalaman kecantikan konsumen,” kata Peter Schrooyen.

Bagaimana Pemahaman Pengguna Membantu Bisnis Tetap Unggul

Memahami kebutuhan pengguna memang krusial bagi bisnis. Semakin baik perusahaan memahami penggunanya, maka semakin besar kemungkinan mereka dapat merancang produk atau membangun layanan yang bekerja dengan baik dan paling dibutuhkan oleh konsumen. Pasalnya, wawasan akan kebutuhan pengguna membantu kita mengetahui lebih dekat mengenai konsumen dan keadaan atau faktor yang mengarahkan mereka untuk menggunakan produk atau layanan.

Dalam hal ini, kebutuhan pengguna yang hendak Unilever penuhi termasuk dalam jenis kebutuhan fungsional. Menurut laman , kebutuhan fungsional berfokus pada produk atau layanan yang membantu konsumen dalam mencapai tugas atau fungsi tertentu.

Tak heran jika MELÉ, merek kecantikan Unilever yang dikembangkan melalui kolaborasi banyak pakar kecantikan termasuk dalam hal mengumpulkan wawasan pengguna, mampu meraih banyak penghargaan. Dalam kurun waktu setahun setelah diluncurkan, MELÉ menjadi salah satu merek perawatan wajah pendatang baru yang mendapatkan banyak penghargaan.

Sejak Agustus 2020 sampai Juli 2021, MELÉ mendapatkan 13 penghargaan dari berbagai media top Amerika Serikat, seperti Elle, Bazaar, Allure, Cosmopolitan dan masih banyak lagi.

Adapun, cara terbaik untuk memahami kebutuhan pengguna adalah dengan menempatkan diri kita pada posisi mereka atau berempati. Menurut perusahaan konsultasi inovasi di Indonesia, , empati sangat penting untuk pemecahan masalah karena memungkinkan perusahaan untuk mengesampingkan asumsi dan mendapatkan wawasan nyata tentang pengguna dan kebutuhan mereka.

Untuk membantu bisnis memahami kebutuhan pengguna mereka, Innovesia telah merumuskan kerangka kerja design thinking sebagai salah satu pola pikir atau metode pemecahan masalah berfokus pengguna. Dengan metode design thinking 9i, Innovesia telah membantu lebih dari 100 perusahaan, pemerintah hingga institusi pendidikan untuk berinovasi dengan memusatkan pengguna sebagai inti atau pusat dari segala tahapan inovasi.

Mulai dari merangkum wawasan dari permasalahan yang dihadapi, membangun banyak ide atau solusi untuk permasalahan, hingga mewujudkan solusi tersebut dalam bentuk prototype untuk dievaluasi hingga diterjunkan ke pasar, Innovesia membantu bisnis untuk memposisikan pengguna atau target konsumen sebagai pusat dari inovasi mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • All Post
  • Design Thinking
  • Edukasi
  • Eksklusif
  • Gaya Hidup
  • Innovation
  • Kesehatan
  • Keuangan
  • Open Innovation
  • Otomotif
  • Pemerintahan
  • Pertambangan
  • Teknologi
  • Uncategorized
  • Workshop

Investing in Innovation

Everyone can innovate, including you. We help people and organizations to innovate in the era of Industrial Revolution 4.0

building

Design Thinking

Newsletter

About Us

PT Investasi Inovasi Indonesia

innovesia.co.id

designthinking.id

Business Address:

Equity Tower, 35th Floor, SCBD Lot 9

Jl. Jendral Sudirman, Kav 52-53, Jakarta 12910

P: +62 21 2939 8903