design thinking,
fashion
Dikenal sejak 2014 melalui produk pertamanya, Piñatex, Ananas Anam menjadi pelopor inovasi tekstil alami yang menjadi alternatif kulit pertama dan telah digunakan untuk tas fashion, alas kaki dan bahkan perabotan.
Piñatex sendiri merupakan tekstil inovatif yang dikembangkan untuk digunakan sebagai alternatif bahan kulit alami dari serat yang diekstraksi dari daun nanas. Daun yang digunakan Ananas Anam semuanya berasal dari limbah pertanian. Alhasil, produksi Piñatex tidak melibatkan sumber daya seperti tanah, air, atau pestisida tambahan untuk menghasilkan bahan mentah.
Melalui valorisasi limbah, Ananas Anam mengurangi jumlah pembakaran limbah daun nanas sehingga mengurangi emisi karbon dioksida yang terlepas ke atmosfer. Adapun, setiap meter Piñatex setara dengan mencegah 12 kilogram emisi karbon dioksida.
Berkat inovasi ini, Ananas Anam telah menciptakan solusi tekstil berdampak rendah yang mendukung upaya merek dan industri untuk mengurangi emisi dan memenuhi target iklim dan keberlanjutan atau sustainability mereka.
sustainability
Inovasi Berkelanjutan yang Membawa Ananas Anam Mendunia
Inovasi Berkelanjutan yang Membawa Ananas Anam Mendunia
Perjalanan inovatif Ananas Anam dimulai saat Carmen Hijosa, seorang ahli barang-barang dari kulit atau leather goods, dipercaya menjadi konsultan di industri ekspor kulit Filipina pada tahun 1990-an. Terkejut dengan dampak lingkungan dari produksi kulit massal dan penyamakan kimia, dia menyadari bahwa produksi kulit seperti itu tidak baik jika masih dilanjutkan.
leather goods
Meski industri fashion juga telah mengenal PVC atau Polyvinyl Chloride, yang merupakan bahan plastik yang umum digunakan sebagai bahan pengganti kulit pada bahan baku pakaian, Carmen merasa PVC juga bukan solusinya. Menurut Carmen, solusi atas masalah ini harus berkelanjutan. Ia pun memutuskan untuk meneliti alternatif yang berkelanjutan, meski memakan waktu bertahun-tahun.
fashion
Polyvinyl Chloride
Terinspirasi oleh kelimpahan sumber daya alam, termasuk penggunaan serat tanaman dalam tenun tradisional seperti pada pakaian tradisional Filipina yakni Barong Tagalog, Carmen berusaha untuk menciptakan tekstil non-anyaman alami yang dapat diproduksi secara komersial.
Dengan Design Thinking, Carmen berupaya menciptakan solusi yang memiliki dampak sosial dan ekonomi yang positif, selagi tetap memelihara jejak karbon atau carbon footprint yang rendah. Inilah bagaimana Piñatex muncul.
carbon footprint
design thinking
,
Ketekunannya dalam mengembangkan alternatif kulit yang alami dan berkelanjutan membuatnya mengambil gelar PhD di Royal College of Art di Inggris. mengembangkan Ananas Anam lebih lanjut melalui program inkubator di Innovation Royal College of Art.
Pemanfaatan serat daun nanas yang merupakan produk limbah pertanian sebagai bahan dasar Piñatex memberikan peluang untuk membangun industri komersial yang terukur untuk mengembangkan masyarakat petani, dengan dampak lingkungan yang minimal. Ananas Anam jelas menciptakan dampak sosial dengan memperkenalkan pekerjaan baru di daerah pedesaan, sambil memberikan aliran pendapatan kedua dan beragam kepada petani nanas.
Berkat inovasinya, Carmen yang kini menjabat sebagai Founder and Chief Creative & Innovation Officer di Ananas Anam, telah diakui oleh sejumlah penghargaan termasuk Cartier Women’s Initiative Award pada 2015 dan penghargaan Innovate UK Women In Innovation Award pada 2016. Tak hanya itu, Carmen juga secara teratur membagikan pandangan inovatifnya tentang keberlanjutan di berbagai acara termasuk menjadi pembicara di TEDx.
Piñatex sendiri telah digunakan di seluruh rantai industri fashion, baik sebagai aksesori maupun kain pelapis dan telah digunakan oleh lebih dari 1000 merek di seluruh dunia termasuk Hugo Boss, H&M, dan Hilton Hotel Bankside.
fashion,
Inovasi dari Hulu ke Hilir bersama Innovesia
Inovasi dari Hulu ke Hilir bersama Innovesia
end to end
Melalui layanan konsultasi yang ditawarkannya, Innovesia membantu organisasi mengembangkan strategi pengembangan bisnis, model bisnis, dan inovasi proses bisnis, mulai dari mencari wawasan mendalam, roadmap, hingga pengujian solusi hingga pengembangan produk dalam tahap implementasi. Dengan semua tahapan ini, Innovesia turut membantu mematangkan ide inovasi yang ada agar siap diluncurkan.
roadmap
Innovesia dipercaya menjadi konsultan bagi Kabupaten Tulang Bawang Barat atau Tubaba, yang berada di Provinsi Lampung, dalam merumuskan pembangunan yang dibutuhkan. Sebagai kabupaten baru di Lampung, Kabupaten Tubaba perlu menemukan jati diri dan karakter asli yang membedakan kabupaten tersebut sekaligus menjadikannya istimewa agar dapat dikenal dengan identitas yang solid.
Dalam konsultasi ini, Innovesia membantu semua proses dari nol, mulai dari memahami karakteristik wilayah hingga penduduk setempat, begitu juga dengan kebutuhan mereka. Dengan memposisikan diri sebagai penduduk asli setempat, Innovesia mampu membuat roadmap pembangunan Kabupaten Tubaba serta program kerja pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan dan kekhususan mereka baik dari sisi kabupaten maupun masyarakat setempat.
roadmap
Salah satu program yang terbentuk berkat konsultasi ini adalah terbentuknya Kebun Agrowisata Pulung Kencana yang ditanami aneka buah unggul, seperti buah naga dan jambu mutiara. Selain menjadi tempat wisata, kebun ini juga menjadi lokasi praktik pertanian bagi para pelajar dan petani.