Open Innovation jadi Kendaraan L’Oréal Mencapai Target Sustainability yang Ambisius


sustainability
open innovation.

Melalui program L’Oréal for the Future, jenama kecantikan nomor satu di dunia itu menetapkan target sustainability baru untuk dicapai pada tahun 2030. Melansir laman resmi perusahaan, L’Oréal menetapkan target yang lebih ambisius dari sebelumnya dengan mengurangi 50% emisi gas rumah kaca (GRK) dari produk jadi mereka. 


sustainability

L’Oréal juga menargetkan 100% plastik yang digunakan dalam kemasan produk mereka pada 2030 akan sepenuhnya berasal dari sumber daur ulang dan bio-based material yang berasal dari sumber biomassa terbarukan dan lebih ramah dari bahan baku berbasis fosil. Dalam waktu lebih dekat, L’Oréal juga berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon dengan meningkatkan efisiensi energi dan menggunakan 100% energi terbarukan pada 2025.

bio-based material

Kedua, L’Oreal berkomitmen memberdayakan pihak-pihak dalam ekosistem bisnis dengan membantu mereka bertransisi ke dunia yang lebih berkelanjutan. L’Oreal membuat komitmen baru untuk memastikan para pemasok memiliki ambisi kebijakan pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan kebijakan perusahaan, termasuk pemberdayaan kelompok masyarakat sebagai tujuan utama untuk tahun 2030.

Ketiga, L’Oreal membantu mengatasi tantangan dunia, dengan mendukung kebutuhan sosial dan lingkungan yang mendesak. Dengan kata lain, L’Oreal tidak hanya mentransformasi model bisnisnya, tapi juga berkontribusi dalam mengatasi tantangan lingkungan dan sosial yang sedang dihadapi dunia.

Namun untuk mencapai tujuan keberlanjutan ini, L’Oreal membutuhkan transformasi yang radikal, yang menurut perusahaan dapat ditempuh melalui open innovation. Atas dasar itulah, L’Oreal senantiasa melibatkan pelanggan, pemasok hingga mitra eksternal lainnya untuk memastikan setiap langkah yang mereka ambil membawa perusahaan lebih dekat mencapai tujuan keberlanjutan mereka.

open innovation.

“Untuk mencapai hal ini, kami berkolaborasi dengan berbagai mitra eksternal, termasuk perusahaan rintisan, untuk memperoleh keahlian baru dan mempercepat inovasi. Misalnya, kami mengeksplorasi penggunaan biologi sintetik dan fermentasi,” jelas Laurent Chantalat.

L’Oréal for the Future sendiri bukanlah program pertama L’Oréal yang ditujukan untuk mencapai target sustainability perusahaan. Sejak tahun 2005, L’Oréal telah mengurangi hingga 78% dari emisi karbon dioksida atau CO2. Pada 2019, 59% produk L’Oréal diproduksi dengan formula baru yang menggunakan bahan baku terbarukan.

sustainability

“Selama dekade terakhir, kami telah mengubah perusahaan kami secara mendalam, menempatkan sustainability sebagai inti dari model bisnis kami. Dengan komitmen baru ini, kami memasuki fase baru percepatan transformasi tersebut: melampaui dampak lingkungan langsung kami, membantu konsumen membuat pilihan yang lebih berkelanjutan, serta menghasilkan kontribusi sosial dan lingkungan yang positif. Sebagai pemimpin industri, kami menganggap bahwa adalah peran kami untuk berkontribusi dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Alexandra Palt, Kepala Departemen Corporate Responsibility di L’Oréal.

sustainability

Bagaimana Kemitraan dengan Startup Membantu L’Oréal

Bagaimana Kemitraan dengan
Startup
Startup
Membantu


L’Oréal
Green Sciences.

Didirikan pada tahun 2007, Microphyt merupakan startup yang memproduksi varietas mikroalga, sebuah organisme tanaman mikroskopis yang digunakan dalam kosmetik. Bersama Microphyt, L’Oréal akan membangun platform teknologi untuk membuat bahan mentah produk kecantikannya dari biomassa mikroalga, yang sangat selaras dengan ambisi sustainability L’Oréal.

startup
sustainability

Kemitraan ini penting mengingat bahan berbasis biomassa seperti mikroalga menawarkan proses daur ulang yang lebih baik daripada bahan berbasis fosil, yang selama ini digunakan dalam industri kimia, tak terkecuali pada produk kecantikan. Terlebih, perubahan iklim dan menipisnya sumber daya bumi yang terbatas telah menciptakan kebutuhan mendesak untuk menemukan alternatif yang layak untuk bahan mentah berbasis fosil. Di samping itu, bahan berbasis bio juga dapat menunjukkan toksisitas yang lebih rendah, di samping karakteristik baru lainnya seperti biodegradabilitas.

“Ambisi kami adalah untuk berkolaborasi dengan entitas ilmiah dalam sektor Green Sciences, untuk bersama-sama mengembangkan inovasi yang bertanggung jawab dalam skala besar dan membuatnya tersedia bagi sebanyak mungkin orang”, jelas Barbara Lavernos, Wakil CEO, yang juga bertanggung jawab atas Riset, Inovasi dan Teknologi, di L’Oréal Group. 

Green Sciences

Tahun ini, L’Oréal melalui program Green Sciences Incubator terus mencari potensi kolaborasi dengan startup untuk menciptakan solusi berkelanjutan bagi industri kecantikan. Green Sciences Incubator berfokus pada 4 keahlian utama yakni, penciptaan teknologi yang bertujuan untuk mengelola sumber daya air dan menghormati keanekaragaman hayati; bioteknologi; green extraction hingga green chemistry atau desain produk dan proses kimia yang mengurangi atau meniadakan penggunaan atau menghasilkan zat berbahaya.

startup
hop over to here
green extraction

green chemistry

Pentingnya Open Innovation untuk Mencapai Target Sustainability

Pentingnya
Open Innovation
Open Innovation
untuk Mencapai Target
Sustainability
Sustainability
net-zero emission
open innovation
open innovation
net-zero emission.

Lebih dari itu, sebanyak 83% perusahaan bahkan mengatakan bahwa open innovation  merupakan faktor penentu keberhasilan dalam mencapai target sustainability yang ditetapkan perusahaan. Hal ini tentu tak lepas dari kemampuan open innovation yang mampu mengatasi masalah kompleks pada bisnis, seperti yang diyakini 75% perusahaan.

innovation
sustainability
open innovation

Menurut Fiter Bagus Cahyono, Direktur Innovesia, perusahaan konsultasi yang berfokus pada inovasi, open innovation membuka peluang bagi perusahaan untuk mengakses pengetahuan, keahlian, dan sumber daya lain yang jauh lebih luas daripada yang dimiliki perusahaan. 

open innovation

“Dengan sumber daya yang luas melalui kolaborasi bersama mitra, universitas, komunitas, atau pelaku industri lainnya dalam open innovation, bisnis dapat mengakses pengetahuan dan keahlian yang berbeda dari yang dimiliki secara internal. Ini dapat membantu bisnis dalam mengembangkan solusi yang tidak hanya inovatif tapi juga berkelanjutan,” ujar Fiter Bagus.

open innovation,

Misalnya, seperti dalam kasus L’Oréal, Fiter Bagus menilai perusahaan dapat berkolaborasi dengan startup melalui open innovation untuk mengatasi tantangan terkait sustainability. Pasalnya, startup memiliki kebaruan teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan terobosan solusi dalam menghadapi perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan penipisan sumber daya alam.

startup
open innovation
sustainability.
startup

Tak heran jika, perusahaan yang mengadopsi open innovation melaporkan kinerja positif. Di mana, 63% perusahaan melaporkan peningkatan kinerja pada indikator kelestarian lingkungan, 55% mencatat adanya peningkatan kinerja pada indikator keberlanjutan sosial. Sementara 40% perusahaan melaporkan pergeseran perilaku tenaga kerja dan konsumen ke arah yang lebih berkelanjutan.

open innovation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • All Post
  • Design Thinking
  • Edukasi
  • Eksklusif
  • Gaya Hidup
  • Innovation
  • Kesehatan
  • Keuangan
  • Open Innovation
  • Otomotif
  • Pemerintahan
  • Pertambangan
  • Teknologi
  • Uncategorized
  • Workshop

Investing in Innovation

Everyone can innovate, including you. We help people and organizations to innovate in the era of Industrial Revolution 4.0

building

Design Thinking

Newsletter

About Us

PT Investasi Inovasi Indonesia

innovesia.co.id

designthinking.id

Business Address:

Equity Tower, 35th Floor, SCBD Lot 9

Jl. Jendral Sudirman, Kav 52-53, Jakarta 12910

P: +62 21 2939 8903