Bulan Juli ditandai dengan semangat inovasi dalam industri pertanian khususnya sektor buah-buahan, karena ajang “Melon and Watermelon Innovation Day” hadir untuk memamerkan inovasi terbaru dalam varietas melon dan semangka. Diselenggarakan pada 27 Juni hingga 6 Juli 2023, sejumlah perusahaan benih terkemuka turut hadir dan membagikan pengalaman inovasi mereka.
Pameran inovasi “Melon and Watermelon Innovation Day” menawarkan kesempatan langka bagi para petani dan tenaga profesional lainnya untuk melihat langsung sekaligus mempelajari inovasi terbaru yang dibawa perusahaan-perusahaan besar di industri pertanian. Sebut saja perusahaan benih terkemuka seperti Seminis, Enza Zaden, Nunhems, Rijk Zwaan, Semillas Fitó, Syngenta, dan masih banyak lagi yang turut hadir memamerkan hasil inovasi terbaru mereka di Murcia, Spanyol.
Kota Murcia sendiri dipilih karena popularitasnya sebagai produsen melon dan semangka terbesar di Spanyol. Menurut Proexport, asosiasi produsen dan eksportir buah dan sayuran Murcia, kota itu menyumbang sekitar 50% dari total ekspor buah melon di Spanyol. Pada 2022, Murcia mengekspor 169.019 ton melon senilai 143 juta euro.
Sementara untuk semangka, Murcia menghasilkan 20% dari total ekspor semangka Spanyol. Menjadikannya pengekspor semangka terbesar kedua setelah Andalusia dengan total ekspor mencapai 129.861 ton semangka senilai 82,8 juta euro hanya pada 2022.
Dalam hal produksi, kota yang berada di tenggara Spanyol ini mencurahkan 4.609 hektar lahan pertanian hanya untuk menanam melon atau sekitar 28,4% dari total lahan perkebunan melon di Spanyol. Sedangkan 2.788 hektar lahan lainnya didedikasikan untuk produksi semangka, yang menyumbang 12,9% dari total nasional. Pada 2022, Murcia menghasilkan 181.883 ton semangka dan 171.744 ton melon. Angka ini setara dengan 15,63% dan 32,8% dari total produksi nasional untuk masing-masing komoditi tersebut.
Adapun di Murcia, varietas semangka tanpa biji menjadi jenis semangka yang banyak diproduksi baik untuk ekspor maupun untuk pasar nasional. Diikuti melon Piel de Sapo untuk pasar nasional.
Menghadapi Tantangan Iklim dengan Open Innovation
Inisiatif “Melon and Watermelon Innovation Day” sekaligus ditujukan untuk memposisikan Kota Murcia sebagai pusat inovasi agronomi dan genetik. Melalui “Melon and Watermelon Innovation Day”, Murcia membuka pintu bagi para peserta untuk menyaksikan varietas melon dan semangka terbaik yang dihasilkan dari upaya penelitian dan pengembangan terdepan dalam industri tersebut.
Pameran inovasi “Melon and Watermelon Innovation Day” juga penting untuk menambah wawasan para petani terkait dampak perubahan iklim bagi produksi mereka. Mengingat produsen melon dan semangka di Spanyol tengah dilanda cuaca buruk yang mengakibatkan gagal produksi dan melonjaknya harga kedua komoditas buah itu di pasaran.
Asosiasi Proexport menjelaskan fenomena hujan es dan hujan lebat yang melanda Murcia telah menghancurkan sebagian lahan pertanian dan menyebabkan peningkatan masalah fitosanitari atau kesehatan tumbuhan, seperti jamur dan Powdery Mildew di wilayah tersebut.
La Unió Llauradora atau serikat pertanian peternakan Spanyol, memperkirakan cuaca buruk akan mengakibatkan produsen melon dan semangka di wilayah Spanyol lainnya, seperti Valencia, diperkirakan menderita kerugian langsung sebesar 44 juta Euro (sekitar Rp736 miliar) pada 2023.
Atas dasar itu, Fernando Gomez, Direktur Umum Proexport, menekankan pentingnya inovasi dalam sektor agrikultur agar tidak hanya untuk menghasilkan produk buah-buahan yang unggul tapi juga memastikan industri pertanian mampu beradaptasi dengan tantangan krisis iklim yang tak terhindarkan.
“Investasi dalam penelitian dan pengembangan sangat penting untuk pertanian. Dalam kasus melon dan semangka, produsen mencari bahan tanaman yang memberikan lebih banyak rasa, warna, aroma dan tekstur yang menarik, ketahanan terhadap hama dan penyakit, optimalisasi pasokan atau adaptasi terhadap perubahan iklim, di antara banyak faktor lainnya,” kata Fernando Gomez, Direktur Umum Proexport.
Ragam Inovasi yang Dipamerkan
Salah satu hasil inovasi yang dipamerkan adalah rangkaian melon Charentais oleh HM.Clause, perusahaan benih terkemuka yang terkenal akan benih melonnya. Inovasi HM.Clause terletak pada benih yang mampu ditanam dalam cuaca dan kondisi tanah yang berbeda. Di mana proses penanaman bisa disesuaikan dengan metode penanaman yang berbeda, yang pada akhirnya memungkinkan pasokan sepanjang tahun. Buah yang dihasilkan juga memiliki umur simpan yang lebih lama tanpa menurunkan kualitas rasa.
Selain HM.Clause, produsen benih terkemuka lainnya, Hazera, turut memperkenalkan rangkaian hasil inovasi mereka salah satunya budidaya semangka yang tahan akan Powdery Mildew atau jamur yang menyerang berbagai tanaman.
Inovasi ini disebut-sebut merupakan pencapaian inovasi genetik dalam sektor pertanian semangka yang sangat bermanfaat bagi para petani, khususnya petani organik. Pasalnya, Powdery Mildew dapat menginfeksi berbagai macam tanaman dan menurunkan kualitas dan kuantitas bunga dan buah yang dihasilkan.
Selain melihat rangkaian inovasi terbaru, petani lokal yang menghadiri “Melon and Watermelon Innovation Day” juga berkesempatan berinteraksi dengan para ahli dan pakar pertanian, bertukar pengetahuan, dan mengeksplorasi potensi kemajuan dalam budidaya dan teknologi tanaman.
Lebih lanjut, pameran inovasi ini diharapkan mampu mendorong lahirnya inovasi yang akan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi melon dan semangka. Termasuk memberikan dampak positif bagi industri pertanian secara keseluruhan.
Meluasnya Praktik Inovasi di Sektor Pertanian
Dewasa ini, inovasi telah mewarnai seluruh rantai nilai agrikultur mulai dari praktik pertanian, produk hingga layanan pesan antar makanan. Dalam industri pertanian, inovasi yang konstan tak bisa lagi disangkal.
Laporan bertajuk The State of Open Innovation in Agri-food Sector 2022, industri pertanian tengah dihadapkan pada perubahan gaya hidup konsumen yang menuntut produk makanan yang lebih sehat, dan menerapkan prinsip berkelanjutan. Ditambah perubahan iklim yang menantang sektor tersebut.
Dengan tantangan yang kian besar, perusahaan makin sulit untuk bekerja sendiri. Faktanya, lebih dari 90% perusahaan pada sektor pertanian berencana berinvestasi dalam inovasi terbuka atau open innovation dalam 3 tahun mendatang.
Fiter Bagus Cahyono, Direktur Innovesia, perusahaan konsultasi yang mengkhususkan diri pada inovasi, menerangkan bahwa open innovation semakin dilirik karena mendorong perusahaan yang sudah mapan sekalipun untuk mempercepat proses inovasi mereka dan sekaligus meningkatkan kreativitas internal, karena inspirasi dan motivasi yang berasal dari proses ini.
“Dengan industri yang makin positif dalam menyambut manfaat open innovation, laporan tersebut menunjukkan bahwa pendekatan inovasi satu ini menjadi seperangkat alat untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan,” ujar Fiter Bagus.
Menurut Fiter Bagus, kolaborasi melalui open innovation berperan penting dalam mendorong lahirnya inovasi yang berarti dan menciptakan masa depan pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan.
“Open innovation dapat menarik lebih banyak pendanaan dan dukungan untuk inovasi pertanian dari berbagai sumber, sekaligus membuka jalan bagi proyek inovatif yang berpotensi menghadirkan manfaat besar bagi pertanian dan masyarakat,” jelas Fiter Bagus.
Sebagai pelopor awal ekosistem open innovation di Indonesia, Innovesia membuka kesempatan bagi setiap elemen dalam industri pertanian untuk memanfaatkan berbagai keahlian dan sumber daya eksternal dalam menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan keberlanjutan.