Kompetisi Inovasi Dorong Pemerintah Bristol Bangun Hunian Ramah Lingkungan yang Terjangkau

Salah satu kota terpadat di Inggris, Bristol, tengah dihadapkan dengan krisis perumahan sekaligus krisis iklim secara bersamaan. Sebagai kota dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, masih banyak penduduk Bristol yang belum memiliki hunian tetap. Tercatat, lebih dari 15.000 individu dan keluarga di Bristol berada dalam daftar tunggu perumahan dan lebih dari 800 rumah tangga berada di akomodasi sementara.

Dengan populasi penduduk yang diproyeksikan meningkat sebesar 15% selama periode 2018-2043 dan mencapai total populasi 532.700 pada tahun 2043, Pemerintah Bristol menargetkan membangun 24.000 rumah baru yang terjangkau pada 2050. Namun, rencana pembangunan puluhan ribu rumah baru ini bukan tanpa risiko.

Pasalnya, perumahan dilaporkan menyumbang sekitar 40% dari total jejak karbon atau carbon footprint di Inggris, di mana separuh dari jumlah tersebut berasal dari energi yang digunakan dalam bangunan dan infrastruktur, dan 28% berasal dari bahan yang digunakan dalam konstruksi bangunan.

Angka-angka ini jelas menjadi tantangan tersendiri bagi Bristol yang telah mendeklarasikan darurat iklim pada tahun 2018 dan berkomitmen untuk mencapai net zero emission serta netralitas karbon pada tahun 2030. Mencapai emisi nol bersih jelas sangat penting bagi Bristol mengingat dalam skenario emisi tinggi, pada tahun 2080, Bristol diperkirakan akan mengalami kenaikan permukaan air laut hingga 72 cm di garis pantai Bristol.

Tingkat curah hujan musim dingin bisa meningkat hingga 48% sementara suhu maksimum ketika musim panas diperkirakan meningkat lebih dari 9 derajat Celcius. Lebih parahnya, tingkat curah hujan selama musim panas di Bristol juga diproyeksi menurun hingga 68% pada tahun 2080.

Menghadirkan hunian yang berkelanjutan jelas menjadi prioritas Bristol. Pemerintah harus mampu menghadirkan puluhan ribu hunian tanpa menambah jejak karbon dan menjauhkan Bristol dari bahaya krisis iklim yang mengintainya di masa depan. Pada sisi lain, biaya yang dibutuhkan untuk membangun hunian sejenis ini tentulah tidak murah sehingga hampir mustahil untuk membuatnya tersedia dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Atas dasar itu diperlukan model keuangan baru untuk mencapai prioritas netralitas karbon dan perumahan yang terjangkau.

Kepadatan Kota Bristol, Inggris. (Sumber: raconteur.net)

Tantangan ini mendorong pemerintah Bristol untuk menghadirkan solusi yang merangkul kompleksitas dari hubungan tersebut melalui kompetisi inovasi, Bristol Smart City Challenge. Berkolaborasi dengan Nesta Challenge dan UN-Habitat, Bristol Smart City Challenge mencerminkan komitmen pemerintah Bristol dalam mendorong inovasi dan pemahaman akan bagaimana menyeimbangkan kebutuhan dekarbonisasi dengan kebutuhan untuk menciptakan rumah yang benar-benar terjangkau agar dapat memerangi kesenjangan sosial.

“Atas tujuan ini, saya bersemangat untuk bekerja sama dengan Nesta Challenge, dan UN-Habitat dalam menghadirkan tantangan yang tidak mengabaikan kompleksitas masalah ini dan menyambut baik perbincangan tentang solusi bagi keseluruhan masalah,” ujar Marvin Rees, Walikota Bristol.

Melalui Bristol Smart City Challenge, pemerintah Bristol menantang pengembang, investor di sektor ESG, ahli teknologi hunian ramah lingkungan serta pakar keuangan real estat dari seluruh dunia untuk menghadirkan model pembiayaan dalam pembangunan kawasan hunian baru di lahan Brownfield di Bristol yang selama ini dianggap tidak layak, namun dinilai sebagai kunci untuk membuka ratusan rumah yang hemat energi, netral karbon, dan terjangkau.

“Kompetisi ini juga mencerminkan penerapan pendekatan Satu Kota, dimana para pemangku kepentingan di seluruh kota berkolaborasi untuk mengartikulasikan tantangan yang dihadapi Bristol dan solusi yang dibutuhkan dari para inovator global. Saya berharap, melalui kemitraan dengan organisasi-organisasi internasional ini, kita akan mendorong perubahan perilaku dalam cara kita mengembangkan dan membangun rumah serta mengatasi permasalahan kompleks ini bersama-sama sebagai sebuah kota,” tutur Marvin Rees.

Diselenggarakan sejak 2021, tim Thriving Places terpilih untuk mengembangkan ide mereka lebih lanjut dan mendemonstrasikan solusi mereka di Bristol pada tahun 2023. Solusi dari Thriving Places akan fokus pada penguatan Bristol sebagai kota yang sehat secara holistik. Prioritas mereka mencakup optimalisasi potensi setiap lahan yang kurang dimanfaatkan dan mendefinisikan ulang nilai pembangunan untuk definisi kelayakan yang baru. Tujuan utamanya adalah menyediakan perumahan layak bagi semua orang dengan menggunakan solusi cerdas iklim yang netral karbon.

Tim Thriving Places juga akan bekerja sama dengan pemerintah kota, investor, dan mitra lainnya untuk menunjukkan jalur dan kemampuan baru dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, sekaligus berkontribusi terhadap restorasi alam, keadilan sosial, kesehatan, keamanan, lapangan kerja, dan manfaat sosial lainnya.

“Tim Thriving Places merasakan pengalaman bergabung di Bristol Smart City Challenge sebagai pengalaman yang sangat positif. Kompetisi ini menjadi tempat di mana hubungan baru dibentuk dengan banyak finalis berbeda di fase pertama kompetisi, untuk menetaskan ide-ide baru, memprovokasi satu sama lain, dan menantang satu sama lain untuk berpikir berbeda. Hal ini memungkinkan kami untuk membentuk hubungan baru yang belum pernah ada sebelumnya dan benar-benar mempertimbangkan bagaimana kami dapat menjadi berani melalui kekuatan kolektif kami untuk mengatasi tantangan kota Bristol,” ujar Zoe Metcalfe, Client Director di Atkins Global, yang bergabung dalam Thriving Places.

Kedepannya, Marvin Rees berharap Bristol Smart City Challenge dapat memotivasi kota-kota lain di Inggris dan di seluruh dunia untuk menghadapi krisis iklim dengan cara yang baru dan lebih melibatkan masyarakat.

“Bristol adalah salah satu dari 10 kota inti di Inggris yang menyumbang lebih dari seperempat perekonomian negara. Sebagai kota inti, Bristol berada pada posisi yang tepat untuk mempengaruhi perubahan dalam cara masyarakat berinteraksi dengan keadaan darurat iklim, dan untuk mengkatalisis tindakan secara regional, nasional dan internasional,” ujar Marvin Rees.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • All Post
  • Design Thinking
  • Edukasi
  • Eksklusif
  • Gaya Hidup
  • Innovation
  • Kesehatan
  • Keuangan
  • Open Innovation
  • Otomotif
  • Pemerintahan
  • Pertambangan
  • Teknologi
  • Uncategorized
  • Workshop

Investing in Innovation

Everyone can innovate, including you. We help people and organizations to innovate in the era of Industrial Revolution 4.0

building

Design Thinking

Newsletter

About Us

PT Investasi Inovasi Indonesia

innovesia.co.id

designthinking.id

Business Address:

Equity Tower, 35th Floor, SCBD Lot 9

Jl. Jendral Sudirman, Kav 52-53, Jakarta 12910

P: +62 21 2939 8903