Crowdsourcing memang menawarkan kemudahan untuk menghimpun ide atau gagasan baru yang segar. Melalui crowdsourcing, perusahaan atau organisasi lainnya bisa memperoleh ide atau konten yang dibutuhkan dengan meminta kontribusi dari sekelompok besar orang. Dengan meluncurkan suatu tantangan ke publik, perusahaan bisa menjaring ide atau solusi secara masif. Namun dalam praktiknya, crowdsourcing sering kali tidak berjalan sesuai harapan karena penanganan yang kurang tepat.
Crowdsourcing
crowdsourcing,
crowdsourcing
Menurut Digital Transformation Expert, Daniel Oscar Baskoro, banyak perusahaan yang hingga kini masih terjebak dan menganggap crowdsourcing hanya sebatas kompetisi untuk mengumpulkan ide dari luar perusahaan.
crowdsourcing
“Ada miskonsepsi di mana perusahaan melihat crowdsourcing hanya sebagai kompetisi menghimpun ide. Dapat proposal, penjurian, menentukan juara sudah selesai. Kadang-kadang semua berhenti di competition, ga diteruskan dan itu bukan crowdsourcing. Karena crowdsourcing itu harus sampai pada implementasi dari ide atau solusi tersebut,” ujar pria yang akrab disapa Oscar itu.
crowdsourcing
competition
crowdsourcing
crowdsourcing
crowdsourcing
Harvard Business Review
,
crowdsourcing,
crowdsourcing
Kegagalan ini bukan datang karena ketidakmampuan crowdsourcing dalam menjaring ide. Pasalnya HBR mencatat inisiatif tersebut menghasilkan lusinan ide inovasi yang layak untuk menyelesaikan setiap tantangan yang diluncurkan VDMA.
crowdsourcing
Walau banyak ide berhasil dihimpun, tak ada satupun dari solusi itu yang diterapkan oleh anggota asosiasi yang jumlahnya lebih dari 3.200 perusahaan. Alasannya, karena seluruh anggota asosiasi menolak menggunakan ide atau solusi apapun yang tidak ditemukan secara internal.
Nasib yang sama juga menimpa perusahaan rintisan atau startup Quirky. Berdiri pada 2009, Quirky berfokus pada crowdsourcing melalui platform yang memungkinkan para inventor menyampaikan ide inovasi mereka dan mengembangkannya menjadi produk.
startup
crowdsourcing
Meski sempat mendapatkan pendanaan hingga USD 170 juta, startup bentukan Ben Kaufman itu mengajukan kebangkrutan pada tahun 2015, sebagian karena kegagalan perusahaan dalam mengembangkan sistem untuk meningkatkan penemuannya ke dalam produksi.
startup
Baik, VDMA dan Quirky sama-sama menunjukkan bahwa crowdsourcing bukan hanya sekedar perkara menjaring ide inovasi atau solusi.
crowdsourcing
Sikap keterbukaan terhadap ide-ide dari luar memang merupakan jiwa dari crowdsourcing. Namun, menurut Oscar, crowdsourcing lebih dari sekedar aktivitas menghimpun ide tapi juga memastikan ide yang dihimpun mampu diubah menjadi solusi atau program yang dapat diadopsi ke perusahaan.
crowdsourcing
crowdsourcing
Langkah lanjutan inilah yang dinilai pria lulusan Columbia University tersebut kerap luput dalam pelaksanaan crowdsourcing. Untuk menghindari apa yang terjadi pada VDMA dan Quirky, perusahaan perlu keluar dari miskonsepsi dan berhenti melihat crowdsourcing sebagai kompetisi.
crowdsourcing.
crowdsourcing
Oscar menekankan, kompetisi untuk menjaring ide hanyalah langkah permulaan dalam crowdsourcing. Menurut Oscar, setiap entitas baik perusahaan atau organisasi lainnya membutuhkan strategi atau metodologi secara end-to-end ketika hendak menggunakan metode satu ini.
crowdsourcing.
end-to-end
“Kalau crowdsourcing mikirnya harus secara end-to-end, masalahnya apa yang hendak kita selesaikan, siapa target yang akan menghimpun masalahnya, bagaimana kita bisa mengkurasi si masalah, kemudian tahapan kita crowdsourcing idenya bukan hanya masalahnya, solusinya, abis crowdsourcing solusi baru bisa diadopsi menjadi sebuah program,” jelas Oscar.
crowdsourcing
end-to-end
crowdsourcing
Strategi end-to-end inilah yang menurut Oscar kerap dilupakan oleh banyak perusahaan ketika hendak memanfaatkan pengetahuan atau keterampilan masyarakat melalui crowdsourcing. Dalam pandangannya, Oscar menilai keberhasilan crowdsourcing tidak hanya terletak pada proses pengumpulan informasi dan gagasan semata, melainkan juga pada langkah-langkah yang diambil setelah solusi-solusi berharga berhasil ditemukan.
end-to-end
crowdsourcing.
crowdsourcing
“Pastikan tujuannya itu apa dan jelas, dan pastikan metodologi yang digunakan itu secara end-to-end dan tak hanya sekedar mengumpulkan ide tapi memastikan betul setelah ide terkumpul apa yang selanjutnya dilakukan,” tutur Oscar.
end-to-end
safe
Pemikiran ini menyoroti pentingnya merancang pendekatan yang komprehensif, yang melibatkan aspek penerapan, pengembangan, dan adaptasi dari ide-ide yang berasal dari crowdsourcing.
crowdsourcing
“End-to-end ini yang terkadang suka lepas di perusahaan-perusahaan, jadi saya kira perlu memang ada satu framework untuk memastikan crowdsourcing ini ga cuma collecting the information, collecting the idea, tapi juga memikirkan langkah selanjutnya setelah mendapatkan solusi tadi,” lanjutnya.
End-to-end
framework
crowdsourcing
collecting the information, collecting the idea
Mengingat besarnya keuntungan yang didapat perusahaan melalui crowdsourcing, Oscar berharap akan lebih banyak bisnis mengadopsi metode satu ini dalam memecahkan masalah dan membantu perusahaan untuk tetap relevan di lanskap bisnis yang kian kompetitif.
crowdsourcing,
“Saya kira crowdsourcing menjadi metode yang harusnya sudah mulai dilakukan banyak perusahaan ya. Apalagi kita berpindah pada sebuah era kompetisi yang sangat ketat dan juga situasi yang tidak pasti. Dengan crowdsourcing perusahaan akan terbantu untuk memahami apa yang betul-betul dibutuhkan masyarakat terkait produk atau layanan perusahaan. Dengan begitu bisnis mereka bisa terus berkembang,” tutup Oscar.
crowdsourcing
crowdsourcing