Implementasi Crowdsourcing yang Tepat untuk Memajukan Bisnis

Perkembangan teknologi tak hanya menuntut perusahaan untuk terus berinovasi, tapi juga mengubah cara mereka dalam berinovasi. Jika dahulu inovasi dilakukan melalui penelitian internal perusahaan oleh departemen litbang, internet telah membuka peluang bagi perusahaan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan ratusan bahkan ribuan pakar lintas ilmu disiplin. Semua itu dimungkinkan melalui crowdsourcing.

Fiter Bagus Cahyono, Direktur, Innovesia, perusahaan konsultasi yang berfokus pada inovasi bisnis, mengartikan crowdsourcing sebagai pendekatan yang memungkinkan perusahaan atau organisasi lainnya untuk memperoleh ide atau konten yang dibutuhkan dengan meminta kontribusi dari sekelompok besar orang.

“Melalui crowdsourcing, perusahaan atau bisnis dapat memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan banyak orang untuk membantu mereka mencapai sejumlah keuntungan. Dan dengan internet, orang-orang ini tidak hanya terbatas pada suatu demografi saja, tapi di seluruh dunia,” jelas Fiter Bagus.

Luasnya ruang lingkup ini dinilai Fiter Bagus membuat banyak perusahaan mulai mengadopsi crowdsourcing untuk tetap relevan di industri dan mencapai keunggulan kompetitif.

“Dalam hal ini, crowdsourcing dinilai jauh lebih efektif daripada pendekatan inovasi terbuka lainnya, seperti program startup inkubator, model klien ventura atau venture client model, dan jauh lebih unggul dari membangun pusat atau laboratorium inovasi,” ujar Fiter Bagus.

Senada, Digital Transformation Expert, Daniel Oscar Baskoro, metode crowdsourcing membuka kesempatan bagi perusahaan untuk bekerja sama dengan publik guna mencapai ragam tujuan yang luas. Dengan crowdsourcing, Oscar menyebut, perusahaan mampu memanfaatkan ‘crowd’ atau keramaian untuk menghimpun ide dalam jumlah yang masif, mengembangkan produk, bahkan sampai membantu melakukan monitoring dan evaluasi.

“Crowdsourcing ini bisa digunakan untuk tujuan yang luas, misalnya untuk mengembangkan sebuah produk, untuk menghimpun ide dari masyarakat, itu pernah saya lakukan. Kemudian untuk monitoring dan evaluasi, banyak sekali,” ujar Oscar yang telah berpengalaman membantu perusahaan dan pemerintah melakukan crowdsourcing.

Menghimpun Ide atau Gagasan Inovasi Secara Masif

Ilustrasi ideation (Dok. Innovesia)

Mengingat tujuannya untuk menghimpun beragam ide atau solusi, manfaat paling signifikan dari crowdsourcing adalah kemampuannya untuk menemukan solusi yang tidak terduga atau out-of-the-box.

Sumber daya manusia menjadi hambatan terbesar bagi banyak perusahaan untuk berinovasi. Riset bertajuk Gartner CMO Brand Strategy and Innovation Survey mencatat sebanyak 41% perusahaan kesulitan berinovasi karena kurangnya sumber daya manusia dengan keterampilan yang dibutuhkan.

Menurut Oscar, crowdsourcing telah memungkinkan apa yang tidak bisa dilakukan tim riset internal perusahaan. Pasalnya, crowdsourcing mampu mengatasi masalah keterbatasan sumber daya manusia dengan mengundang kelompok pemikir atau inovator dari berbagai disiplin ilmu untuk menyumbangkan pengetahuan mereka dan membantu perusahaan berinovasi. Khususnya bagi bisnis dengan basis pengguna atau user yang melimpah.

“Ketika mereka memiliki user yang besar, akan sulit bagi perusahaan untuk menangkap permasalahan terhadap produknya atau juga masukan terhadap produknya, dan dengan crowdsourcing perusahaan bisa menghimpun data yang lebih luas, lebih besar, lebih banyak, jadi mereka akan mendapatkan point of view yang lebih luas,” jelas sosok dibalik berbagai inovasi teknologi kemanusiaan di Indonesia.

Memanfaatkan keterampilan dan pengetahuan banyak orang dari luar perusahaan, disebut sosok yang berpengalaman memimpin pengelolaan inisiatif digital pemerintah itu, juga mampu membantu perusahaan keluar dari cara-cara lama mereka memecahkan masalah dan keluar dari stagnasi.

Crowdsourcing bisa jadi jalan keluar ketika perusahaan sudah kehabisan ide atau stuck dan membutuhkan ide baru, atau ketika produk mereka sudah dikembangkan secara maksimal tapi tidak punya gagasan untuk menciptakan produk baru. Saat itu lah crowdsourcing menjadi semacam jalan keluar bagi perusahaan untuk menjaring ide-ide, gagasan dan solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya,” ujar Oscar.

Mengesampingkan Asumsi Perusahaan

Tak cuma menghimpun ide secara masif, crowdsourcing disebut Oscar mendorong perusahaan mengumpulkan data dan informasi berdasarkan pengalaman nyata dan fakta yang diperoleh langsung dari masyarakat atau pengguna. Dengan begitu, perusahaan dapat mengesampingkan segala asumsi mereka, baik ketika menghimpun masalah utama yang sebenarnya dihadapi perusahaan atau ketika mencari solusi atas permasalahan berikut. Alhasil, solusi yang dihasilkan sudah pasti tepat sasaran.

“Satu hal mendasar dalam crowdsourcing adalah menghilangkan asumsi. Karena ketika kita menghimpun masalah melalui crowdsourcing, we got all the problem from the real user. Sebaliknya, ketika masalahnya ditentukan berdasarkan asumsi, solusi yang dibuat sudah pasti tidak sesuai karena cara mereka mendapatkan masalahnya saja berdasarkan asumsi,” jelas Oscar yang sempat menghabiskan waktunya bekerja untuk  Lembaga Internasional di bidang teknologi untuk kemanusiaan.

Crowdsourcing juga bisa digunakan untuk menguji asumsi yang telah ada. Dengan mengajukan pertanyaan kepada masyarakat, perusahaan dapat melihat apakah asumsi mereka diterima atau dipertanyakan oleh mayoritas orang. Hal ini juga disebut Oscar sebagai salah satu keuntungan crowdsourcing dalam hal menilai kedalaman suatu masalah.

“Yang paling penting juga dari crowdsourcing kita bisa melihat kedalaman masalahnya. Misalnya ketika ada ratusan orang menyebutkan masalah yang sama, maka masalah itu kemungkinan menjadi masalah utama yang benar-benar dihadapi masyarakat,” tutur Oscar menjelaskan.

Berinovasi Lebih Cepat dan Hemat Biaya

Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Saat memecahkan masalah secara internal, perusahaan dibatasi dengan seberapa cepat departemen litbang atau karyawan mereka dapat bekerja. Crowdsourcing juga memungkinkan perusahaan mengeluarkan lebih sedikit biaya.

Menurut Oscar, melalui crowdsourcing, perusahaan tidak perlu mempekerjakan para ahli, insinyur, atau membangun laboratorium inovasi. Mereka hanya perlu meluncurkan tantangan atau pertanyaan, menyusun tujuan atau goals, menyusun metodologi crowdsourcing secara end-to-end dan memberikan insentif bagi pihak yang mengurunkan dayanya. Oscar menekankan, insentif yang diberikan tak melulu berbentuk materi, bisa berupa sertifikat, penghargaan, dan lain sebagainya.

“Sebenarnya perusahaan bisa mempekerjakan researcher atau peneliti ya, tapi tentu membutuhkan biayanya besar sekali. Dengan crowdsourcing, biayanya lebih rendah dan perusahaan bisa menghimpun ide dengan lebih maksimal,” kata Oscar.

Salah satu bukti nyata kesuksesan crowdsourcing terlihat dari kompetisi The Goldcorp Challenge pada tahun 2000. Dengan mempublikasikan 400 megabyte data geologis hasil riset perusahaan dan menawarkan CAD 575.000 (Rp3,6 miliar), Goldcorp dikirimi 1.000 ide inovasi yang salah satunya memungkinkan perusahaan mengidentifikasi 110 lokasi deposit emas dan menemukan emas senilai CAD 6 miliar (Rp38 triliun).

Sarana Pemasaran Terbaik dalam Meningkatkan Brand Awareness

Ilustrasi (Sumber: Investopedia)

Memiliki aspek komunal serta kompetitif, membuat crowdsourcing tidak hanya menawarkan kesempatan untuk mengembangkan solusi atau ide inovasi, tapi juga meningkatkan awareness atau kesadaran di masyarakat.

Crowdsourcing pastinya mampu meningkatkan awareness perusahaan karena masyarakat sangat dilibatkan disitu,” jelas Oscar.

Lays misalnya, produsen makanan ringan asal Amerika itu beralih ke crowdsourcing untuk meminta penggemar keripik kentang menyumbangkan ide terbaik untuk rasa keripik kentang baru mereka. Melalui crowdsourcing bertajuk ‘Do Us Flavor’, Lays menerima 14,4 juta ide rasa baru sekaligus meningkatkan citra positif merek tersebut.

Dari kasus Lays tercermin bagaimana crowdsourcing menawarkan sarana pemasaran yang cerdas karena dapat menjadi sarana memasarkan nama perusahaan mereka ke khalayak luas dan melibatkan mereka dengan cara yang menyenangkan. Tentu hal ini akan membantu membangun jaringan penggemar yang lebih besar.

Memastikan Keberhasilan Crowdsourcing 

Terlepas dari segudang manfaat yang diberikan, melaksanakan crowdsourcing tidak bisa dianggap sepele. Oscar menegaskan, banyak perusahaan terjebak dan menganggap metode satu ini sebagai ajang kompetisi inovasi. Meski melibatkan tantangan yang perlu diselesaikan, crowdsourcing lebih dari sekedar menghimpun ide inovasi.

“Ada miskonsepsi di mana perusahaan melihat crowdsourcing hanya sebagai kompetisi menghimpun ide. Dapat proposal, penjurian, menentukan juara sudah selesai. Kadang-kadang semua berhenti di competition, ga diteruskan dan itu bukan crowdsourcing. Karena crowdsourcing itu harus sampai pada implementasi dari ide atau solusi tersebut,” ujar Oscar menekankan.

Sosok Daniel Oscar Baskoro (Dok. Istimewa)

Atas dasar itu Oscar menekankan dibutuhkan strategi atau metodologi secara end-to-end mulai dari mengkurasi masalah yang dihadapi perusahaan dan menentukan masalah utama yang hendak diselesaikan, lalu menghimpun solusi hingga memastikan solusi tersebut bisa diimplementasikan di dalam perusahaan.

End-to-end ini yang terkadang suka lepas di perusahaan-perusahaan, jadi saya kira perlu memang ada satu framework untuk memastikan crowdsourcing ini ga cuma collecting the information, collecting the idea, tapi juga memikirkan langkah selanjutnya setelah mendapatkan solusi tadi,” lanjut Oscar.

Mengingat besarnya keuntungan yang didapat perusahaan melalui crowdsourcing, Oscar berharap akan lebih banyak bisnis mengadopsi metode satu ini dalam memecahkan masalah dan membantu perusahaan untuk tetap relevan di lanskap bisnis yang kian kompetitif.

“Saya kira crowdsourcing menjadi metode yang harusnya sudah mulai dilakukan banyak perusahaan ya. Apalagi kita berpindah pada sebuah era kompetisi yang sangat ketat dan juga situasi yang tidak pasti. Dengan crowdsourcing perusahaan akan terbantu untuk memahami apa yang betul-betul dibutuhkan masyarakat terkait produk atau layanan perusahaan. Dengan begitu bisnis mereka bisa terus berkembang,” tutup Oscar.

Paham betul krusialnya strategi end-to-end dalam praktik crowdsourcing, Innovesia, perusahaan konsultasi yang berfokus pada inovasi, telah berpengalaman menuntun perusahaan atau organisasi lainnya untuk mengembangkan strategi dan eksekusi crowdsourcing demi mengembangkan model bisnis melalui layanan konsultasi end-to-end yang strategis.

Berdiri sejak 2015, Innovesia tak hanya dipercaya atas kemampuannya menjelajahi potensi inovasi dari luar perusahaan. Tapi juga membantu perusahaan mengidentifikasi dan mendalami masalah utama mereka dalam bisnis. Lebih dari itu, melalui program inkubasi yang ditawarkan, Innovesia turut memastikan solusi yang dihimpun selama proses crowdsourcing dapat dimatangkan dari sekedar konsep untuk kemudian diimplementasikan dengan baik oleh perusahaan.

“Dengan visi membantu pengembangan inovasi yang fokus pada target pengguna, Innovesia membuka peluang bagi setiap perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui crowdsourcing. Dengan jaringan expert dari berbagai disiplin ilmu berbeda, Innovesia memastikan crowdsourcing dilakukan secara strategis, mulai dari memperdalam masalah yang dihadapi perusahaan hingga memastikan setiap ide inovasi yang dihimpun benar-benar mampu menyelesaikan masalah tersebut secara menyeluruh,” ujar Fiter Bagus Cahyono, Direktur, Innovesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • All Post
  • Design Thinking
  • Edukasi
  • Eksklusif
  • Gaya Hidup
  • Innovation
  • Kesehatan
  • Keuangan
  • Open Innovation
  • Otomotif
  • Pemerintahan
  • Pertambangan
  • Teknologi
  • Uncategorized
  • Workshop

Investing in Innovation

Everyone can innovate, including you. We help people and organizations to innovate in the era of Industrial Revolution 4.0

building

Design Thinking

Newsletter

About Us

PT Investasi Inovasi Indonesia

innovesia.co.id

designthinking.id

Business Address:

Equity Tower, 35th Floor, SCBD Lot 9

Jl. Jendral Sudirman, Kav 52-53, Jakarta 12910

P: +62 21 2939 8903