Terlalu banyak startup memulai bisnis berbekal ide untuk produk atau jasa yang menurut mereka diinginkan orang. Mereka kemudian menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk menyempurnakan produk tersebut tanpa pernah menunjukkan ide produk atau prototype sederhana kepada calon pelanggan.
startup
prototype
Parahnya, startup bahkan tidak pernah meluangkan waktu untuk berbicara dengan calon pelanggan dalam menentukan apakah produk yang mereka kerjakan itu menarik atau tidak. Alih-alih berbicara kepada pelanggan, banyak startup hanya tertarik membicarakan kehebatan produk mereka di depan venture capital untuk mendapatkan pendanaan. Inilah yang terjadi, ketika startup akhirnya merilis produk mereka ke pasar, tidak ada konsumen yang tertarik dengan apa yang mereka tawarkan, startup tersebut pun gagal.
startup
startup
venture capital
startup
startup
startup
user need.
startup
startup
startup
Padahal kegagalan sejenis ini sepenuhnya bisa dicegah jika startup mau meluangkan waktu mereka untuk berkomunikasi dan memahami kebutuhan calon pelanggan sebelum mengembangkan suatu produk. Metodologi inilah yang dikenal luas dengan sebutan “lean startup”.
startup
Secara definisi, lean startup adalah metode yang ditujukan untuk membuat dan mengelola startup dan mendapatkan produk yang diinginkan ke tangan pelanggan dengan lebih cepat. Berbeda dengan model bisnis tradisional, lean startup tidak dimulai dengan pengembangan rencana bisnis melainkan mencari model bisnis yang sesuai kebutuhan pasar.
lean startup
startup
lean startup
lean startup
Jika saat ini Anda berpikir untuk membuat bisnis dan sedang mencari metode untuk melakukannya, sebaiknya Anda memahami perbedaan antara metodologi lean startup dan metodologi tradisional. Mengetahui apa yang dibutuhkan oleh metodologi lean akan membantu Anda menentukan apakah metode tersebut tepat untuk Anda dan bisnis Anda.
Definisi Lean Startup dan Perbedaannya dengan Pendekatan Bisnis Tradisional
Definisi
Lean Startup
Lean Startup
dan Perbedaannya dengan Pendekatan Bisnis Tradisional
Konsep lean startup pertama kali dikenal pada awal tahun 2000-an dan berkembang menjadi metodologi pada sekitar tahun 2010, yang dikembangkan oleh pengusaha Steve Blank dan Eric Ries. Pada 2011, Ries menerbitkan ikhtisar bertajuk The Lean Startup. Metodologi ini diciptakan untuk meminimalkan risiko bawaan yang muncul saat membangun startup.
lean startup
The Lean Startup
startup
Metode lean startup telah mengubah bahasa yang digunakan startup untuk mendeskripsikan pekerjaan mereka. Jika pendekatan tradisional berpusat pada pengembangan produk secara diam-diam untuk menghindari peringatan pesaing potensial terhadap peluang pasar, lean startup justru mendorong pengusaha untuk terjun ke pasar mencari model bisnis yang tepat dan akhirnya menguji ide yang mereka miliki. Umpan balik yang diterima dari calon pelanggan kemudian digunakan untuk mengulangi produk dan memperbaikinya.
lean startup
startup
lean startup
Pendekatan tradisional umumnya mengharuskan startup membuat rencana bisnis yang menjabarkan semua tujuan dan ide mereka tentang bagaimana mereka akan mencapai kesuksesan. Rencana ini biasanya mencakup besarnya peluang, masalah yang harus dipecahkan, dan solusi yang akan diberikan oleh usaha baru tersebut, juga perkiraan pendapatan, keuntungan, dan arus kas dalam lima tahun kedepan.
startup
Begitu startup memiliki rencana bisnis yang matang dan memperoleh uang dari investor, mereka akan mulai menginvestasikan ribuan jam kerja untuk membuat produknya sempurna dengan sedikit masukan dari calon pelanggan atau bahkan tidak sama sekali. Umpan balik calon pelanggan dalam hal ini hanya dilibatkan setelah startup mencoba menjual produknya.
startup
startup
Sebaliknya, metodologi lean startup bertentangan dengan standar yang telah lama digunakan pada pendekatan tradisional. Pasalnya, metode ini justru memandang umpan balik pelanggan jauh lebih penting daripada kerahasiaan.
lean
startup
Harvard Business Review
,
lean startup
Dengan begitu, mereka akan meringkas hipotesis mereka dalam kerangka kerja dan mengujinya di antara pelanggan untuk mendapatkan umpan balik. Pengusaha selanjutnya menggunakan umpan balik pelanggan untuk merekayasa ulang produk mereka.
Dengan mengujikan idenya kepada pelanggan, startup dapat mengukur minat konsumen terhadap produk dan menentukan bagaimana produk mungkin perlu disempurnakan. Proses inilah yang disebut sebagai pembelajaran yang divalidasi.
startup
Ketika pelanggan tidak bereaksi seperti yang diinginkan, startup dapat dengan cepat menyesuaikan diri untuk kembali mengembangkan produk yang diinginkan konsumen dan menghindari penggunaan sumber daya yang tidak perlu dalam pembuatan dan pengembangan produk.
startup
Memahami kebutuhan itu penting karena harapan konsumen selalu tinggi. Kebutuhan pelanggan membantu kami untuk mengungkapkan dan memahami siapa konsumen kami, dan keadaan atau faktor yang mengarahkan mereka untuk menggunakan produk atau layanan.
Memahami Lean Startup dengan Design Thinking
Memahami
Lean Startup
Lean Startup
dengan
Design Thinking
Design Thinking
Metode lean startup sejatinya mengadvokasi konsep pengembangan iteratif dan agile, yang mengharuskan pengusaha membangun prototype dengan cepat, dan mengujikannya ke pasar untuk mengukur keberhasilan produk tanpa menghabiskan sumber daya yang tidak perlu. Adapun data yang dihasilkan dari proses pengujian ini nantinya digunakan dalam fase pembangunan berikutnya. Tahapan ini juga telah dikenal luas dalam pendekatan design thinking.
lean startup
agile
prototype
design thinking.
Design thinking didasarkan pada metode ilmiah yang diadaptasi dalam bisnis, khususnya dalam menciptakan produk, layanan, dan pengalaman yang berakar pada pengalaman manusia atau dalam hal ini adalah calon pelanggan.
Design thinking
design thinking
prototype
Design thinking
Seperti lean startup, hipotesis dalam design thinking diperoleh melalui riset untuk memahami kebutuhan pelanggan. Design thinking dalam hal ini menawarkan cara untuk mengumpulkan dan memahami data subjektif dan kualitatif, seperti keinginan, kebutuhan, serta pengalaman pribadi pelanggan, dan menyoroti kebutuhan utama yang perlu dipenuhi hingga mengembangkan solusi atas kebutuhan itu.
lean startup,
design thinking
Design thinking
Setelahnya, tahap design thinking menuntut penggunanya mengembangkan prototype atas solusi yang dimiliki dan mengujinya kepada pelanggan. Fase pengujian ini akan dengan cepat menyoroti setiap kekurangan desain yang perlu ditangani. Proses design thinking yang iteratif meningkatkan kemampuan seseorang untuk mempertanyakan masalah, meragukan asumsi dan implikasinya. Karena itulah pengaplikasian design thinking mendorong startup untuk menciptakan solusi yang memenuhi kebutuhan nyata pelanggan.
design thinking
prototype
design thinking
design thinking
look here
startup
design thinking
design thinking
product market-fit
Berdiri sejak 2015, Innovesia telah membantu lebih dari 100 perusahaan, pemerintah, organisasi dan institusi pendidikan secara lokal dan global untuk berinovasi dengan mengimplementasikan metodologi design thinking. Dengan begitu, bisnis dapat mengembangkan pemahaman terbaik tentang pelanggan, kebutuhan mereka, dan masalah yang mendasari pengembangan produk atau layanan yang ingin diciptakan atau perbaiki.
design thinking.
workshop design thinking
workshop
Dengan pendekatan Human Centered Design, Innovesia membantu IUWASH Tangguh untuk mengembangkan prototype Open Source Real-Time Water Pressure Sensor yang diinstal di dua PDAM di Kota Bogor dan Kota Bekasi dalam proyek pengembangan OSH yang didanai oleh USAID.
Human Centered Design
prototype