{"id":820,"date":"2023-04-11T19:05:00","date_gmt":"2023-04-11T12:05:00","guid":{"rendered":"https:\/\/designthinking.id\/?p=820"},"modified":"2023-10-18T09:06:00","modified_gmt":"2023-10-18T02:06:00","slug":"menentukan-metrik-untuk-mengukur-roi-design-thinking-bagi-pemula","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/designthinking.id\/edukasi\/menentukan-metrik-untuk-mengukur-roi-design-thinking-bagi-pemula\/","title":{"rendered":"Menentukan Metrik untuk Mengukur ROI Design Thinking Bagi Pemula"},"content":{"rendered":"
Tidak ada keraguan bahwa design thinking <\/em>mampu menghasilkan manfaat yang signifikan bagi bisnis, mengingat pendekatan ini berpusat pada pelanggan sehingga mengarah pada penciptaan produk dan layanan yang lebih baik. Pertanyaannya adalah, bagaimana cara kita mengukur hasil design thinking?<\/em><\/p>\n design thinking <\/em> Sebenarnya, ada dua kerangka pengukuran laba atas investasi atau Return of Investment <\/em>(ROI) design thinking, <\/em>yakni pengukuran berorientasi eksekusi dan kreativitas.\u00a0<\/p>\n Return of Investment <\/em> Meneliti lebih dari 400 praktisi design thinking, <\/em>sekelompok peneliti dari Hasso Plattner Institute of Design Thinking berhasil merumuskan beberapa aspek untuk mengukur ROI pemikiran desain mulai dari mengumpulkan umpan balik pelanggan hingga mengukur penjualan dan efisiensi tim, yang sebagian besar didasarkan pada metrik berorientasi eksekusi.<\/p>\n design thinking, <\/em><\/p>\n Kerangka pengukuran ROI itu mencakup beberapa metrik seperti hasil pelatihan yang mengukur jumlah orang yang dilatih di dalam organisasi, lalu hasil proyek yang dilihat dari jumlah proyek yang menggunakan design thinking, <\/em>jumlah ide yang dihasilkan, jumlah konsep yang diuji, hingga peningkatan penjualan atau pengurangan biaya per proyek.<\/p>\n design thinking, <\/em><\/p>\n Sementara itu, kerangka kerja lain yang dikembangkan oleh Bernard Roth dan Adam Royalty menyarankan, untuk berfokus pada pengukuran tiga jenis perilaku kreatif, yakni empati, atau novelty<\/em>, dan pengulangan atau iterasi. Hal ini disebut Roth dan Royalty bertujuan untuk memahami pelanggan, melindungi pangsa bisnis dari gangguan, serta mengembangkan metode yang lebih inovatif dan dinamika tim.<\/p>\n novelty<\/em><\/p>\n Namun, perlu dicatat bahwa tidak ada metrik yang mutlak untuk setiap produk. Dengan kata lain, metrik yang benar selalu bergantung pada tujuan bisnis dan visi produk, sehingga penting untuk memilih metrik yang selaras dengan definisi kesuksesan ketika menerapkan design thinking.<\/em><\/p>\n
\ndesign thinking?<\/em><\/p>\n
\ndesign thinking, <\/em><\/p>\n