{"id":806,"date":"2020-06-19T18:32:00","date_gmt":"2020-06-19T11:32:00","guid":{"rendered":"https:\/\/designthinking.id\/?p=806"},"modified":"2023-10-17T16:33:14","modified_gmt":"2023-10-17T09:33:14","slug":"5-nilai-scrum-yang-perlu-anda-ketahui","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/designthinking.id\/edukasi\/5-nilai-scrum-yang-perlu-anda-ketahui\/","title":{"rendered":"5 Nilai SCRUM Yang Perlu Anda Ketahui"},"content":{"rendered":"
\n\n\n\n
Menurut Ken Schwaber dan Jeff Sutherland dalam buku “Scrum Guidline”, dijelaskan bahwa SCRUM merupakan kerangka kerja yang telah digunakan untuk mengelola pengembangan produk yang kompleks semenjak awal tahun 1990-an. SCRUM bukanlah sebuah proses ataupun teknik untuk mengembangkan produk, melainkan kerangka kerja di mana di dalamnya terdapat beragam proses dan teknik. SCRUM memiliki kemampuan untuk alur kerja manajemen produk dan praktik pengembangan yang sedang  dijalani, dengan begitu anda dapat melakukan peningkatan manajemen produk. Kerangka kerja SCRUM terdiri dari Tim SCRUM, serta peran-peran mereka di dalamnya. Setiap komponen di dalam kerangka kerja memiliki maksud tertentu dan peran penting demi keberhasilan penggunaan SCRUM.<\/p>\n

SCRUM menekankan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman dan pembuatan keputusan yang didasari oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Penggunaan SCRUM menggunakan pendekatan berkala (iterative) dan bertahap (incramental) untuk meningkatkan prediktabilitas dan mengendalikan resiko. Terdapat 5 nilai (value) dari implementasi SCRUM, yaitu Komitmen, Fokus, Keterbukaan, Saling Menghormati, dan Keberanian. Dibawah ini adalah penjelasan lebih lanjut:<\/p>\n

Komitmen Anggota tim harus berkomitmen untuk menciptakan tujuan yang realistis dan konsisten. Inti dari SCRUM adalah kegiatan yang disebut sprint. Untuk melakukan sprint membutuhkan tujuan yang jelas yang ditetapkan dalam jangka waktu tertentu. Melalui SCRUM, nda dapat memecah tujuan-tujuan tersebut menjadi beberapa task\/pekerjaan kecil, sehingga anda dapat mengetahui kemungkinan-kemungkinan apa saja yang akan anda hadapi. Anda akan tahu apa yang “realistis”, sehingga Anda dapat menetapkan tujuan yang tepat dan memenuhi komitmen Anda.<\/p>\n

Fokus Fokus hanya ke beberapa hal dalam satu waktu. Dengan fokus, anda akan mendapatkan tujuan dan peranan yang jelas dalam pekerjaan. Tugas anda adalah menggunakan peran tersebut untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan.<\/p>\n

Keterbukaan Segala sesuatu yang dikerjakan harus transparan dan dapat di inspeksi dalam rangka peningkatan.<\/p>\n

Rasa Hormat Anggota tim SCRUM menunjukkan rasa hormat satu sama lain, kepada pemilik produk, kepada pemangku kepentingan, dan kepada SCRUM Master. Tim yang gesit tahu bahwa kekuatan mereka terletak pada seberapa baik mereka berkolaborasi, dan bahwa setiap orang memiliki kontribusi yang berbeda untuk menyelesaikan pekerjaan sprint. Setiap anggota tim menghormati ide satu sama lain dan mengakui prestasi satu sama lain.<\/p>\n

Keberanian Nilai SCRUM dari keberanian sangat penting untuk kesuksesan tim. Tim SCRUM harus merasa cukup aman untuk mengatakan tidak, meminta bantuan, dan mencoba hal-hal baru. Tim harus cukup berani untuk mempertanyakan status quo ketika itu menghambat kemampuan mereka untuk berhasil.<\/p>\n

get redirected here<\/a><\/p>\n

Penggunaan SCRUM yang sukses tergantung pada tim yang menjalankan kelima nilai ini. Setiap tim SCRUM pasti berkomitmen untuk mencapai tujuannya, dan anggota tim memiliki keberanian untuk melakukan dengan benar untuk mengatasi masalah yang sulit. Hal tersebut dikerjakan dengan cara Sprint yang berfokus pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Penting diketahui bahwa tim dalam SCRUM harus sepakat untuk bersikap terbuka tentang semua pekerjaan dan tantangan. Anggota tim juga perlu saling menghormati satu sama lain sebagai orang yang mampu dan mandiri. <\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n<\/figure>\n

you could try here<\/a><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Menurut Ken Schwaber dan Jeff Sutherland dalam buku “Scrum Guidline”, dijelaskan bahwa SCRUM merupakan kerangka kerja yang telah digunakan untuk mengelola pengembangan produk yang kompleks semenjak awal tahun 1990-an. SCRUM bukanlah sebuah proses ataupun teknik untuk mengembangkan produk, melainkan kerangka kerja di mana di dalamnya terdapat beragam proses dan teknik. SCRUM memiliki kemampuan untuk alur […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":808,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[143],"tags":[16,18,20,19],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/806"}],"collection":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=806"}],"version-history":[{"count":3,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/806\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":2010,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/806\/revisions\/2010"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/808"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=806"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=806"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=806"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}