{"id":746,"date":"2023-05-11T17:50:00","date_gmt":"2023-05-11T10:50:00","guid":{"rendered":"https:\/\/designthinking.id\/?p=746"},"modified":"2023-10-18T08:51:16","modified_gmt":"2023-10-18T01:51:16","slug":"3-alasan-mengapa-empati-sangat-krusial-dalam-design-thinking","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/designthinking.id\/edukasi\/3-alasan-mengapa-empati-sangat-krusial-dalam-design-thinking\/","title":{"rendered":"3 Alasan Mengapa Empati Sangat Krusial dalam Design Thinking"},"content":{"rendered":"
design thinking <\/em> Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.<\/p>\n Sementara menurut Interaction Design Foundation, <\/em>empati merupakan kemampuan untuk melihat dunia melalui mata orang lain. Tujuannya, supaya dapat melihat apa yang mereka lihat, merasakan apa yang mereka rasakan, dan mengalami hal-hal seperti yang mereka alami.\u00a0<\/p>\n Interaction Design Foundation, <\/em><\/p>\n Human-Centered Design Toolkit <\/em>dari firma desain dan konsultasi populer yang berbasis di Amerika sejak 1991, IDEO menekankan, empati dalam design thinking <\/em>mengharuskan kita mempelajari kesulitan yang dihadapi orang dan mengungkap kebutuhan dan keinginan terpendam mereka untuk menjelaskan perilaku mereka. Meski tak ada seorang pun yang dapat sepenuhnya merasakan atau mengalami hal-hal seperti yang dialami orang lain, kita harus berusaha sedekat mungkin dengan hal ini.<\/p>\n Human-Centered Design Toolkit <\/em> Empati dengan Simpati<\/strong><\/p>\n Empati dengan Simpati<\/strong><\/p>\n Banyak orang yang masih terkecoh dengan empati dan simpati, dan dalam menerapkan pendekatan design thinking, <\/em>kekeliruan ini harus dihindari.\u00a0<\/p>\n design thinking, <\/em><\/p>\n Apabila empati adalah tentang mencoba merasakan apa yang dirasakan orang lain dan sejenisnya, simpati berbicara mengenai kemampuan seseorang untuk menunjukkan kepedulian terhadap orang lain, tanpa harus memahami perasaan mereka atau mengalami apa yang orang lain lakukan.\u00a0<\/p>\n Dengan kata lain, orang yang bersimpati seringkali tidak merasa terikat dan melibatkan perasaan iba atau kasihan. Perasaan ini tidak hanya berpotensi membuat orang salah paham, tetapi juga terbukti tidak berguna dalam pendekatan design thinking. <\/em>Karena tujuan utama design thinking <\/em>adalah memahami pelanggan dan bukan bereaksi terhadap kesulitan mereka dengan cara yang emosional.<\/p>\n design thinking. <\/em> Design thinking <\/em>mengharuskan pengguna pendekatan ini untuk memposisikan diri sebagai pelanggan untuk memahami mereka dan apa yang mereka butuhkan. Semuanya dilakukan agar kita dapat menciptakan solusi yang membantu memecahkan masalah yang mereka hadapi, dan semua ini membutuhkan empati bukan simpati.<\/p>\n Design thinking <\/em><\/p>\n Manfaat Empati dalam <\/strong>Design Thinking<\/em><\/strong><\/p>\n Manfaat Empati dalam <\/strong> Empati sangat penting untuk pemecahan masalah melalui design thinking <\/em>yang berpusat pada manusia karena memungkinkan perusahaan mengesampingkan asumsi mereka sendiri untuk mendapatkan wawasan nyata tentang pengguna dan kebutuhan mereka.<\/p>\n design thinking <\/em> Empati adalah dasar dari\u00a0design thinking<\/em>. Sebagai \u201cdesign thinker<\/em>\u201c, kita harus dapat memahami semua perasaan, pikiran, keluhan, harapan, dan kebiasaan orang-orang yang terhubung pada masalah yang sedang kita fokuskan. Karena itu, setiap indera, perasaan, dan pikiran harus difokuskan dan dipusatkan pada orang tersebut. Istilahnya dalam bahasa Inggris \u201cputting ourselves into their shoes<\/em>\u201c. Pada tahap ini kita bisa bertanya apa saja, untuk dapat lebih memahami mereka.<\/p>\n design thinking<\/em> Berikut tiga alasan mengapa empati sangat penting dalam design thinking:<\/em><\/p>\n design thinking:<\/em><\/p>\n 1. Lebih memahami pelanggan<\/strong><\/p>\n 1. Lebih memahami pelanggan<\/strong><\/p>\n Karena design thinking <\/em>berpusat pada pengguna, berempati bertujuan untuk mengembangkan pemahaman terbaik tentang pelanggan, kebutuhan mereka, dan masalah yang mendasari pengembangan produk atau layanan yang ingin dibuat.<\/p>\n design thinking <\/em><\/p>\n Dengan memposisikan diri sebagai pelanggan, perusahaan mampu berinovasi sesuai kebutuhan aktual pelanggan daripada hanya berasumsi. Pemahaman ini juga bisa digunakan untuk mengadvokasi pelanggan potensial seputar mengapa suatu produk cocok untuk mereka.<\/p>\n Saat kita membenamkan diri dalam lingkungan orang yang kita target, seringkali kita bisa mendapatkan perspektif yang sama sekali berbeda dari yang diharapkan.<\/p>\n 2. Mendorong kesuksesan bisnis<\/strong><\/p>\n
\ndesign thinking.<\/em><\/p>\n
\ndesign thinking <\/em><\/p>\n
\ndesign thinking <\/em><\/p>\n
\nDesign Thinking<\/em><\/strong>
\nDesign Thinking<\/em><\/p>\n
\ndesign thinking <\/em>
\ndesign thinking <\/em>
\nInspiration. <\/em><\/p>\n
\ndesign thinker<\/em>
\nputting ourselves into their shoes<\/em><\/p>\n