Open innovation <\/em><\/p>\nBerikut empat cara menerapkan open innovation <\/em>yang terbukti sukses:<\/p>\nopen innovation <\/em><\/p>\n1. Crowdsourcing<\/em><\/strong><\/p>\n1. Crowdsourcing<\/em><\/strong>
\nCrowdsourcing<\/em><\/p>\nSecara definisi, crowdsourcing <\/em>merupakan sebuah pendekatan yang digunakan untuk menghimpun banyak orang demi mencapai suatu tujuan. Dalam konteks open innovation, crowdsourcing <\/em>berarti menggunakan sumber daya dari luar perusahaan untuk memunculkan ide-ide baru.<\/p>\ncrowdsourcing <\/em>
\nopen innovation, crowdsourcing <\/em><\/p>\nMelalui crowdsourcing, <\/em>perusahaan dapat memanfaatkan orang-orang dengan keterampilan atau pemikiran berbeda seraya menghemat waktu dan biaya. Crowdsourcing <\/em>menawarkan berbagai perspektif yang membantu perusahaan memecahkan masalah dengan lebih baik.<\/p>\ncrowdsourcing, <\/em>
\nCrowdsourcing <\/em><\/p>\nNetflix misalnya, layanan streaming <\/em>terbesar saat ini itu pernah melakukan crowdsourcing.<\/em> Pada 2006, Netflix menjanjikan hadiah kepada semua orang yang dapat membuat algoritma yang mampu memberikan rekomendasi, yang lebih spesifik daripada yang sudah digunakan perusahaan. Kompetisi yang berlangsung selama tiga tahun itu diikuti 40.000 tim dari hampir 190 negara.<\/p>\nstreaming <\/em>
\ncrowdsourcing.<\/em><\/p>\n2. Ekosistem Ide<\/strong><\/p>\n2. Ekosistem Ide<\/strong><\/p>\nTidak ada perusahaan yang beroperasi dalam isolasi, perusahaan senantiasa mengundang masukan atau feedback<\/em> dari masyarakat luas untuk memperbaiki kekurangan produk dan layanan mereka.\u00a0<\/p>\nfeedback<\/em><\/p>\nKarena alasan itulah penting untuk membangun ekosistem ide yang terorganisir dengan baik, di mana terjadi dialog berkelanjutan antara perusahaan dan konsumen. Melansir Innovating Society<\/em>, ekosistem ide kian berguna untuk mengembangkan produk dan menerima umpan balik secara real-time<\/em>.\u00a0<\/p>\nInnovating Society<\/em>
\nreal-time<\/em><\/p>\nEntah itu dalam bentuk pertemuan tatap muka, seperti grup fokus terorganisir atau online melalui beberapa platform.<\/p>\n
3. Kompetisi Inovasi<\/strong><\/p>\n3. Kompetisi Inovasi<\/strong><\/p>\nSalah satu cara utama dalam menghimpun ide inovatif melalui open innovation <\/em>adalah dengan menyelenggarakan kompetisi yang memiliki segudang manfaat bagi perusahaan dan juga peserta.<\/p>\nopen innovation <\/em><\/p>\nBagi perusahaan, kompetisi inovasi menawarkan solusi atas permasalahan yang dihadapi dan membantu memperkuat hubungan antara perusahaan dan konsumen. Pada sisi lain, kontes inovasi juga bertindak sebagai batu loncatan yang ideal bagi talenta muda yang ingin mengembangkan solusi dalam bidang yang diminatinya.<\/p>\n
open innovation <\/em>
\n <\/em><\/p>\nTahun lalu, Innovesia sukses membantu holding BUMN pertambangan Indonesia MIND ID menjawab tantangan dan kebutuhan industri mengundang kontribusi riset dan inovasi anak bangsa, melalui kompetisi inovasi bertajuk BIGMIND Innovation Award 2022.<\/p>\n
Dengan strategi yang Innovesia tawarkan, kompetisi inovasi itu berhasil menggaet total 225 karya inovasi anak bangsa yang berasal dari berbagai elemen, mulai dari praktisi, akademisi, hingga sejumlah komunitas di seluruh Indonesia.\u00a0<\/p>\n
Juara dengan inovasi yang paling cocok terhadap kebutuhan industri pun akan mengikuti tahap inkubasi, untuk selanjutnya diterapkan dalam operasional MIND ID.<\/p>\n
4. Laboratorium Inovasi<\/strong><\/p>\n4. Laboratorium Inovasi<\/strong><\/p>\nPerusahaan juga bisa membangun sebuah laboratorium inovasi yang menjadi ruang tempat karyawannya dapat menguji berbagai hipotesis, ide, atau solusi terkait masalah yang dihadapi perusahaan itu sendiri.\u00a0<\/p>\n
Melalui laboratorium inovasi, perusahaan berperan memfasilitasi eksperimen dan mengurangi biaya saat menguji prototipe inovatif dari layanan atau produk.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
open innovation open innovation Tak hanya itu, 61 persen eksekutif juga menuturkan bahwa open innovation lebih berhasil daripada\u00a0 inovasi yang dilakukan oleh perusahaan mereka sendiri atau yang disebut juga closed innovation. Mayoritas dari mereka atau tepatnya 84 persen eksekutif mengatakan open innovation penting untuk strategi pertumbuhan masa depan mereka. open innovation closed innovation. open innovation […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":705,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[143],"tags":[18,17],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/700"}],"collection":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=700"}],"version-history":[{"count":4,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/700\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":2213,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/700\/revisions\/2213"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/705"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=700"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=700"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=700"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}