{"id":636,"date":"2016-03-31T15:51:00","date_gmt":"2016-03-31T08:51:00","guid":{"rendered":"https:\/\/designthinking.id\/?p=636"},"modified":"2023-10-17T22:48:29","modified_gmt":"2023-10-17T15:48:29","slug":"design-thinking-untuk-strategi-bisnis-pendekatan-berpusat-pada-pelanggan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/designthinking.id\/design-thinking\/design-thinking-untuk-strategi-bisnis-pendekatan-berpusat-pada-pelanggan\/","title":{"rendered":"Design Thinking untuk Strategi Bisnis – Pendekatan Berpusat pada Pelanggan"},"content":{"rendered":"
Tujuan dari strategi bisnis adalah menciptakan keunggulan kompetitif \u2013 proposisi nilai unik yang lebih baik yang dirasakan oleh pelanggan dan pesaing. Penciptaan nilai keunggulan kompetitif harus didasarkan pada pemahaman dan penempatan kebutuhan pelanggan di posisi terdepan dalam formulasi strategi bisnis dan kegiatan. Hal ini dimungkinkan melalui pendekatan Design Thinking sebagai cara untuk lebih memahami kebutuhan pelanggan sebagai kebutuhan manusia, guna menciptakan proposisi nilai unik.<\/p>\n
Strategi Bisnis dan yang disebut Keunggulan Kompetitif:<\/strong><\/p>\n Strategi Bisnis dan yang disebut Keunggulan Kompetitif:<\/strong><\/p>\n Tujuan utama dari strategi bisnis adalah menciptakan keunggulan kompetitif. Namun, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana kita memperoleh keunggulan kompetitif? Dalam kebanyakan konteks formulasi strategi bisnis, kita cenderung menganalisis cara dan metode untuk menjelajahi sumber keunggulan kompetitif, baik secara internal maupun eksternal. Kedua analisis lingkungan tersebut merupakan dasar dalam mencari keunggulan kompetitif.<\/p>\n Keunggulan Kompetitif: Proposisi nilai unik yang lebih baik<\/strong><\/p>\n Keunggulan Kompetitif: Proposisi nilai unik yang lebih baik<\/strong><\/p>\n Apa itu keunggulan kompetitif? Mengapa kita harus mengalokasikan sumber daya kita untuk mencapainya? Keunggulan kompetitif memang sangat penting \u2013 jika Anda percaya pada pasar, dan hal ini tentang membangun proposisi nilai unik bisnis\/perusahaan Anda di pasar agar dianggap lebih unggul oleh pelanggan dan pesaing. Ketika \u201cditemukan,\u201d proposisi nilai unik tersebut memandu aktivitas keseluruhan perusahaan untuk fokus pada sumber daya secara proporsional \u2013 setidaknya seperti yang tercermin dalam keputusan anggaran Anda. Dan aktivitas yang difokuskan tersebut adalah yang disebut sebagai strategi bisnis.<\/p>\n Keunggulan kompetitif dimulai dari Manusia sebagai Pelanggan<\/strong><\/p>\n Keunggulan kompetitif dimulai dari Manusia sebagai Pelanggan<\/strong><\/p>\n Kembali ke pertanyaan tentang bagaimana kita memperoleh keunggulan kompetitif? Kita harus menyadari bahwa, secara berurutan, kita harus menciptakan posisi kita terlebih dahulu di mata pelanggan, baru kemudian di mata pesaing. Artinya, menempatkan pelanggan di posisi terdepan sangat penting bagi kita. Peter Drucker pernah mengatakan tujuan bisnis adalah menciptakan pelanggan. Tanpa pelanggan, bisnis kita akan mati, dan Anda tidak perlu lagi memikirkan persaingan. Oleh karena itu, kita harus selalu bertanya pada diri sendiri, apakah kita benar-benar menempatkan pelanggan di pusat aktivitas dan tujuan perusahaan kita? Menempatkan pelanggan di pusat dalam strategi bisnis, atau berorientasi pelanggan, selalu menjadi mantra di dunia bisnis kita. Kita sering mengatakan bahwa kebutuhan pelanggan penting, tetapi itu sebenarnya bukan hal yang mudah. CEO, Strategis, Pemasar, dan Konsultan telah mencoba banyak cara melalui riset pasar, diskusi kelompok, penambangan data, dan sebagainya untuk lebih memahami kebutuhan pelanggan.<\/p>\n Namun, masalahnya adalah ketika pelanggan ditawarkan produk dan proposisi nilai berdasarkan wawasan riset pasar, perusahaan seringkali mendapatkan umpan balik yang kurang menguntungkan, seperti respon penjualan yang rendah, dan sebagainya. Ternyata produk mereka memang tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Mengapa hal itu terjadi? Mungkin disebabkan oleh pendekatan tradisional dalam melakukan metode riset pasar. Kami harus mengubah pendekatan dari eksplorasi dan eksploitasi kebutuhan pelanggan secara abstrak menjadi produk yang dibuat oleh perusahaan \u2013 pendekatan yang berpusat pada perusahaan atau produk.<\/p>\n