{"id":2268,"date":"2023-11-07T14:18:46","date_gmt":"2023-11-07T07:18:46","guid":{"rendered":"https:\/\/designthinking.id\/?p=2268"},"modified":"2023-11-17T16:10:59","modified_gmt":"2023-11-17T09:10:59","slug":"open-innovation-jadi-kunci-keberhasilan-perusahaan-capai-tujuan-keberlanjutan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/designthinking.id\/eksklusif\/open-innovation-jadi-kunci-keberhasilan-perusahaan-capai-tujuan-keberlanjutan\/","title":{"rendered":"Open Innovation jadi Kunci Keberhasilan Perusahaan Capai Tujuan Keberlanjutan"},"content":{"rendered":"\n
Walau inovasi terbuka atau open innovation <\/em>bukanlah konsep yang baru, pendekatan inovasi satu ini dinilai kian relevan dalam menghadapi lanskap bisnis yang semakin kompleks. Seiring meningkatnya urgensi iklim, open innovation <\/em>diyakini banyak perusahaan sebagai pendekatan yang tepat dalam menjawab tantangan keberlanjutan atau sustainability <\/em>yang dicita-citakan banyak perusahaan di dunia.<\/p>\n\n\n\n Dalam survei terhadap 1.000 perusahaan<\/a> yang dilangsungkan pada Februari hingga Maret 2023, Capgemini Research Institute mencatat, 75% perusahaan memandang open innovation <\/em>sebagai hal yang krusial untuk mengatasi permasalahan kompleks dalam bisnis mereka.<\/p>\n\n\n\n Open innovation <\/em>bahkan dinilai jauh lebih penting dari sebelumnya mengingat besarnya tuntutan bagi perusahaan untuk menerapkan model bisnis yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Bahkan, 83% perusahaan yang disurvei mengakui open innovation <\/em>sebagai faktor penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan keberlanjutan.<\/p>\n\n\n\n Seperti namanya, open innovation <\/em>merupakan upaya mendapatkan pengetahuan atau bahkan solusi atas suatu permasalahan dengan melibatkan pihak internal dan eksternal perusahaan. Open innovation <\/em>dinilai kian penting untuk mengatasi kesenjangan dan keterbatasan sumber daya internal perusahaan, seraya mempersingkat waktu dalam menjawab tantangan eksternal secepat mungkin.<\/p>\n\n\n\n Dengan begitu perusahaan bisa mendapatkan solusi yang lebih beragam, out-of-the-box,<\/em> dalam waktu singkat dan tentunya dengan biaya yang lebih sedikit. Tak heran jika 55% perusahaan mengakui bahwa inovasi terbuka mampu meningkatkan percepatan inovasi, sementara 62% perusahaan mengatakan inovasi dapat meningkatkan ketangkasan dan kemampuan beradaptasi karyawan. Lebih dari 60% perusahaan pun telah merealisasikan manfaat finansial seperti peningkatan pendapatan dan efisiensi operasional. <\/p>\n\n\n\n Dalam konteks keberlanjutan atau sustainability, <\/em>kebutuhan untuk mempercepat transisi menuju net zero emission<\/em> mendorong organisasi untuk memanfaatkan sumber inovasi eksternal dan kehadiran open innovation <\/em>telah membuka jalan bagi perusahaan untuk melakukan kolaborasi. Open innovation <\/em>memungkinkan setiap perusahaan untuk berkolaborasi dengan pemasok, pelanggan, startup, <\/em>pemerintah, organisasi nirlaba atau bahkan pesaing untuk menjawab tantangan keberlanjutan yang bersifat sistemik. <\/p>\n\n\n\n Bahkan, 68% perusahaan mengaku telah berinvestasi pada open innovation <\/em>sebagai metode untuk menjawab tantangan keberlanjutan. Unilever misalnya, perusahaan FMCG multinasional yang telah melibatkan banyak pihak eksternal dalam open innovation sebagai upaya untuk mewujudkan bisnis berkelanjutan.<\/p>\n\n\n\n Mencapai Tujuan Keberlanjutan Melalui <\/strong>Open Innovation <\/em><\/strong>Bersama <\/strong>Startup<\/em><\/strong><\/p>\n\n\n\n Pada tahun 2021, Unilever bekerja sama dengan LanzaTech \u2013startup <\/em>bioteknologi yang berbasis di Amerika Serikat (AS)\u2013 dan India Glycols \u2013produsen bahan kimia yang berbasis di India\u2013 berhasil menciptakan cairan pencuci piring pertama di dunia yang terbuat dari emisi karbon industri yang didaur ulang. Tak hanya itu, Unilever juga berpartisipasi dalam proyek Flue2Chem, sebuah inisiatif open innovation <\/em>yang melibatkan 15 organisasi di Inggris dengan tujuan mengubah gas limbah industri menjadi gas berkelanjutan yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam berbagai produk FMCG.<\/p>\n\n\n\n Pada tahun yang sama, perusahaan utilitas listrik asal Spanyol, Iberdrola, melangsungkan Global Smart Grids Innovation Hub yang melibatkan 91 mitra di sektor teknologi termasuk startup <\/em>untuk <\/em>menggandakan jumlah proyek inovasi smart grid<\/em> di seluruh dunia. Melalui open innovation, <\/em>Iberdrola mencoba menciptakan solusi digitalisasi jaringan listrik, integrasi energi terbarukan, hingga optimalisasi sistem penyimpanan energi.<\/p>\n\n\n\n Berkat teknologi dan ketangkasan yang dimiliki startup, <\/em>banyak perusahaan besar melihat startup<\/em> sebagai mitra paling ideal dalam mencapai upaya keberlanjutan mereka. Bahkan, tujuh dari sepuluh perusahaan yang disurvei Capgemini Research Institute meyakini pentingnya berkolaborasi dengan startup<\/em> dalam open innovation <\/em>untuk mengatasi tantangan keberlanjutan. <\/p>\n\n\n\n Sebanyak 55% perusahaan mengatakan bahwa mereka sudah mulai terlibat dalam open innovation <\/em>bersama startup <\/em>teknologi dalam dua tahun terakhir. Mereka meyakini, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), blockchain, biologi sintetis, dan teknologi kuantum yang dibawa startup <\/em>merupakan kunci untuk menghadirkan inovasi yang mampu menjawab tantangan seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan penipisan sumber daya alam.<\/p>\n\n\n\n Senada, Akilah LeBlanc, General Manager Commercial Innovation Partnerships di Shell, menyatakan bahwa startup <\/em>mampu menghasilkan solusi digital dalam menghadapi tuntutan emisi nol bersih berkat perspektif segar yang mereka bawa, juga sistem kerja yang berbeda dari perusahaan besar pada umumnya.<\/p>\n\n\n\n \u201cStartup<\/em> dan pengusaha membawa pola pikir yang berbeda dan perspektif baru dalam tantangan net-zero emission<\/em>. Mereka dapat bergerak lebih cepat daripada organisasi besar dan lebih mudah melakukan hal-hal baru. Hal ini membuat mereka sangat cocok untuk perusahaan seperti Shell, yang kurang gesit, tetapi dapat menawarkan dukungan finansial yang kuat, kapasitas teknis yang luas, dan akses mudah ke mitra dan pasar global,\u201d ujar Akilah LeBlanc, General Manager Commercial Innovation Partnerships di Shell, seperti dilansir dari laman resmi Shell<\/a>.<\/p>\n\n\n\n Kolaborasi lintas industri yang dimungkinkan open innovation <\/em>inilah yang secara luas diakui mampu membantu perusahaan mencapai tujuan keberlanjutan mereka. Dalam laporan bertajuk The Power of Minds: How Open Innovation Over Benefits for All,<\/em> mayoritas atau 63% perusahaan yang disurvei mengaku bahwa inisiatif open innovation <\/em>yang mereka lakukan mampu meningkatkan indikator keberlanjutan lingkungan perusahaan dan 55% melaporkan peningkatan dalam indikator keberlanjutan sosial mereka.<\/p>\n\n\n\n Dengan segenap keuntungan yang ditawarkan, tak heran jika 71% dari 1.000 perusahaan yang disurvei berencana untuk meningkatkan investasi dalam open innovation <\/em>selama dua tahun ke depan. Tak hanya itu, mereka juga meyakini bahwa 70% inovasi perusahaan di masa depan akan lahir dari kolaborasi, mengingat besarnya tantangan global, termasuk perubahan iklim.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Walau inovasi terbuka atau open innovation bukanlah konsep yang baru, pendekatan inovasi satu ini dinilai kian relevan dalam menghadapi lanskap bisnis yang semakin kompleks. Seiring meningkatnya urgensi iklim, open innovation diyakini banyak perusahaan sebagai pendekatan yang tepat dalam menjawab tantangan keberlanjutan atau sustainability yang dicita-citakan banyak perusahaan di dunia. Dalam survei terhadap 1.000 perusahaan yang […]<\/p>\n","protected":false},"author":2,"featured_media":2269,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[186],"tags":[19,225,17,155],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2268"}],"collection":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/2"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=2268"}],"version-history":[{"count":2,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2268\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":2295,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2268\/revisions\/2295"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/2269"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=2268"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=2268"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=2268"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}