{"id":1465,"date":"2023-08-15T14:48:57","date_gmt":"2023-08-15T07:48:57","guid":{"rendered":"https:\/\/designthinking.id\/?p=1465"},"modified":"2023-10-17T21:40:32","modified_gmt":"2023-10-17T14:40:32","slug":"design-thinking-jadi-cara-stanford-hospital-rampingkan-alur-komunikasi-antara-pasien-dan-tenaga-medis","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/designthinking.id\/kesehatan\/design-thinking-jadi-cara-stanford-hospital-rampingkan-alur-komunikasi-antara-pasien-dan-tenaga-medis\/","title":{"rendered":"Design Thinking jadi Cara Stanford Hospital Rampingkan Alur Komunikasi Antara Pasien dan Tenaga Medis"},"content":{"rendered":"
Selama dua hari, 14 manajer di Stanford Hospital, California, Amerika Serikat, meninggalkan pekerjaan harian mereka sebagai ahli medis dan kembali \u2018bersekolah\u2019. Bersama Hasso Plattner Institute of Design atau d.school, belasan ahli medis tersebut berupaya meningkatkan pengalaman pasien unit gawat darurat (UGD) melalui design thinking.<\/em><\/p>\n Selama dua hari, 14 manajer di Stanford Hospital, California, Amerika Serikat, meninggalkan pekerjaan harian mereka sebagai ahli medis dan kembali \u2018bersekolah\u2019. Bersama Hasso Plattner Institute of Design atau d.school, belasan ahli medis tersebut berupaya meningkatkan pengalaman pasien unit gawat darurat (UGD) melalui design thinking.<\/em><\/p>\n Pada suatu hari, Stan Nowak, PhD, fisikawan di SLAC National Accelerator Laboratory, yang biasa menghabiskan hari-harinya menggunakan spektroskopi sinar-X untuk memahami sifat kimia dan elektronik suatu materi, diharuskan berperan sebagai ayah dari seorang pasien wanita fiksi yang dibawa ke UGD Stanford Hospital usai mengalami kecelakaan mobil.<\/p>\n Ya, wanita muda yang dibawa Stan Nowak ke UGD adalah karakter fiksi karena merupakan sebuah manekin berteknologi tinggi yang berperan sebagai wanita muda dengan kondisi seperti mengalami kecelakaan mobil.<\/p>\n Tak hanya Stan, sebanyak sepuluh dokter, perawat, dan teknisi medis lainnya di Stanford Hospital juga diharuskan memainkan peran mereka masing-masing untuk seakan-akan menyediakan simulasi perawatan bagi pasien fiksi tersebut.<\/p>\n Simulasi perawatan medis yang dijalani 14 ahli medis Stanford Hospital itu merupakan bagian dari kursus dua hari mengenai design thinking <\/em>yang disediakan d.school untuk Stanford Hospital. Dalam pelatihan ini, mereka memainkan peran sebagai keluarga pasien dan ahli medis untuk merasakan langsung bagaimana rasanya berada dalam kekacauan UGD. Tujuannya adalah untuk mencari cara dalam meningkatkan pengalaman pasien dan keluarga mereka selama berada di UGD.<\/p>\n design thinking <\/em><\/p>\n Tak hanya bermain peran, para ahli medis yang terlibat dalam kelas design thinking <\/em>itu juga mewawancarai pasien dan keluarganya tentang pengalaman mereka terhadap perawatan medis yang mereka dapatkan selama berada di UGD. Hasilnya luar biasa, wawancara dan bermain peran telah mendorong mereka untuk berempati terhadap kesulitan yang dihadapi pasien dan keluarganya.<\/p>\n design thinking <\/em><\/p>\n