{"id":1273,"date":"2023-07-06T12:14:01","date_gmt":"2023-07-06T05:14:01","guid":{"rendered":"https:\/\/designthinking.id\/?p=1273"},"modified":"2023-10-18T08:36:58","modified_gmt":"2023-10-18T01:36:58","slug":"tiga-langkah-kunci-tingkatkan-efektivitas-open-innovation-salah-satunya-adalah-kolaborasi-dengan-kompetitor","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/designthinking.id\/edukasi\/tiga-langkah-kunci-tingkatkan-efektivitas-open-innovation-salah-satunya-adalah-kolaborasi-dengan-kompetitor\/","title":{"rendered":"Tiga Langkah Kunci Tingkatkan Efektivitas Open Innovation, Salah Satunya adalah Kolaborasi dengan Kompetitor"},"content":{"rendered":"

open innovation.<\/em>
\nopen innovation <\/em>
\nstartup, <\/em>
\nopen innovation <\/em><\/p>\n

Fiter Bagus, Direktur Innovesia, perusahaan konsultasi yang berfokus pada inovasi, menuturkan open innovation <\/em>menjadi kian krusial untuk membantu perusahaan dengan cepat merespon segala bentuk perubahan dan tantangan bisnis terkini dan di masa depan.<\/p>\n

open innovation <\/em><\/p>\n

\u201cDalam konteks saat ini, organisasi perlu menerapkan praktik inovasi terbuka tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan R&D dalam berinovasi, tetapi juga untuk secara radikal memikirkan kembali strategi bisnis, bahkan untuk memenuhi tuntutan tujuan keberlanjutan perusahaan,\u201d jelas Fiter Bagus.<\/p>\n

Dengan lingkungan bisnis yang makin kompleks, open innovation <\/em>menjadi lebih relevan dari sebelumnya dengan 71% perusahaan mengaku berencana meningkatkan investasi dalam open innovation <\/em>setidaknya hingga dua tahun ke depan. Sayangnya, masih banyak perusahaan kesulitan mencapai hasil optimal dari open innovation.<\/em><\/p>\n

open innovation <\/em>
\nopen innovation <\/em>
\nopen innovation.<\/em>
\nThe Power of Open Minds: How Open Innovation Offers Benefits For All<\/em>
\nopen innovation<\/em><\/p>\n

Ketika diminta menilai kualitas hasil atau output <\/em>yang dicapai, 45% perusahaan mengaku lebih menyadari hasil positif ketika berkolaborasi bersama pelanggan diikuti pemasok dengan 40% suara. Sementara hanya 38% perusahaan yang memperoleh hasil positif ketika berkolaborasi dengan startup <\/em>dalam open innovation. <\/em>Padahal, mayoritas atau sekitar 65% pemimpin open innovation <\/em>atau mereka yang telah berpengalaman luas mempraktikan open innovation <\/em>lebih memilih bekerja sama dengan startup <\/em>dibandingkan mitra eksternal lainnya.<\/p>\n

output <\/em>
\nstartup <\/em>
\nopen innovation. <\/em>
\nopen innovation <\/em>
\nopen innovation <\/em>
\nstartup <\/em><\/p>\n

Selain itu, hambatan lain dalam open innovation <\/em>juga berasal kurangnya keselarasan inisiatif dan visi serta strategi antar mitra yang dirasakan oleh sekitar 58% perusahaan. Minimnya budaya yang mendorong perusahaan untuk mengambil risiko juga menjadi kendala terbesar penerapan open innovation.<\/em> Hampir dua pertiga atau sekitar 64% organisasi menyebutkan kurangnya budaya seperti itu menjadi tantangan utama dalam menerapkan open innovation.<\/em><\/p>\n

open innovation <\/em>
\nopen innovation.<\/em>
\nopen innovation.<\/em><\/p>\n

Kabar baiknya, ada tiga langkah mudah yang perlu perusahaan lakukan untuk memastikan praktik open innovation <\/em>yang dilakukan membuahkan hasil positif. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:<\/p>\n

open innovation <\/em><\/p>\n

1. Membangun Landasan <\/strong>Open Innovation <\/em><\/strong>yang tepat<\/strong><\/p>\n

1. Membangun Landasan <\/strong>
\nOpen Innovation <\/em><\/strong>
\nOpen Innovation <\/em>
\nyang tepat<\/strong><\/p>\n

Mengingat hambatan utama open innovation <\/em>berasal dari minimnya keselarasan inisiatif dan visi antar mitra, perusahaan harus memiliki pondasi yang jelas dan tepat ketika menerapkan open innovation. <\/em>Mulailah membangun pondasi dengan menetapkan tujuan yang hendak dicapai dari praktik open innovation <\/em>yang akan dilakukan dan mengembangkan budaya serta pola pikir yang tepat.<\/p>\n

open innovation <\/em>
\nopen innovation. <\/em>
\nopen innovation <\/em><\/p>\n

Selanjutnya, pastikan tujuan itu selaras dengan visi dan strategi organisasi. Pasalnya, tujuan inilah yang akan memandu perusahaan dalam memilih mitra inovasi yang tepat dan menetapkan ekspektasi. Setelah mendapatkan mitra inovasi yang potensial, perusahaan wajib mempertimbangkan manfaat kolektif bagi perusahaan juga mitra inovasi. Open innovation <\/em>juga mengharuskan perusahaan untuk terbuka terhadap data dan berbagi pengetahuan dengan para mitra agar inovasi bersama yang nantinya dihasilkan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal.<\/p>\n

Open innovation <\/em>
\nget the deal<\/a><\/p>\n

\u201cKemitraan yang kuat didirikan atas dasar pertukaran nilai. Agar open innovation <\/em>benar-benar berfungsi, perusahaan harus mempertimbangkan manfaat dan dampak kolektif dari kolaborasi agar pihak-pihak yang terlibat dapat sama-sama bertumbuh dengan baik,\u201d jelas Fiter Bagus.<\/p>\n

open innovation <\/em><\/p>\n

2. Memperluas Ruang Lingkup <\/strong>Open Innovation<\/em><\/strong><\/p>\n

2. Memperluas Ruang Lingkup <\/strong>
\nOpen Innovation<\/em><\/strong>
\nOpen Innovation<\/em><\/p>\n

Mengingat kompleksitas lingkungan bisnis saat ini, penting bagi perusahaan untuk berinovasi secara kolaboratif di berbagai bidang. Menurut Capgemini Research Institute, perusahaan yang telah menyadari hasil positif dari open innovation <\/em>berencana memperluas inovasi mereka di area bisnis baru yang bahkan berpotensi lebih berisiko.<\/p>\n

open innovation <\/em><\/p>\n

\u201cRisiko adalah aspek yang berhubungan erat dengan inovasi. Atas dasar itu, alih-alih menghindari risiko, perusahaan perlu menciptakan lingkungan yang aman bagi tim inovasi untuk beroperasi. Lingkungan yang aman ini sendiri mencakup kebebasan untuk membuat kesalahan dan kegagalan, yang merupakan faktor kunci keberhasilan inovasi. Dengan begitu proses inovasi akan mampu menghasilkan ide-ide yang tidak hanya solutif tapi juga baru dan beda,<\/em>\u201d kata Fiter Bagus.<\/p>\n

,<\/em><\/p>\n

Kini, perusahaan harus lebih terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai mitra, selain pelanggan dan pemasok mereka. Perusahaan juga harus menerapkan open innovation <\/em>untuk tujuan yang lebih ambisius dan menjajaki peluang inovasi yang lebih luas.\u00a0\u00a0<\/p>\n

open innovation <\/em><\/p>\n

Survei Capgemini Research Institute menunjukkan semakin banyak pemimpin inovasi bersedia mengeksplorasi lebih banyak peluang inovasi melalui kolaborasi bersama mitra konvensional seperti perusahaan di luar industri mereka, atau bahkan dengan pesaing. Sebanyak 50% pemimpin berkolaborasi dengan perusahaan dari industri lain dan bahkan 45% perusahaan memilih berkolaborasi dengan pesaing mereka.<\/p>\n

3. Mengadopsi Pendekatan yang Disesuaikan untuk Setiap Mitra<\/strong><\/p>\n

3. Mengadopsi Pendekatan yang Disesuaikan untuk Setiap Mitra<\/strong><\/p>\n

Perlu diingat bahwa setiap organisasi memiliki perbedaan yang signifikan dalam cara mereka beroperasi atau berinovasi. Cara institusi akademik beroperasi pastilah berbeda dengan yang dilakukan startup<\/em> atau organisasi nirlaba. Masing-masing dari mereka pasti memiliki cara kerja yang berbeda, kebutuhan serta harapan yang berbeda pula dari kolaborasi.<\/p>\n

startup<\/em><\/p>\n

Untuk mengatasi hambatan ini, sebaiknya buat tim fasilitator untuk membantu mitra inovasi dalam hal orientasi. Fasilitator dapat bertindak sebagai penghubung antara perusahaan dan mitra inovasi untuk menetapkan harapan dan aturan keterlibatan, dan memperkuat hubungan di antara keduanya. Selain itu, fasilitator juga bertindak memastikan keterlibatan mitra dan partisipasi mereka dalam setiap inisiatif.\u00a0<\/p>\n

Open Innovation <\/em><\/strong>Bersama Innovesia<\/strong><\/p>\n

Open Innovation <\/em><\/strong>
\nOpen Innovation <\/em>
\nBersama Innovesia<\/strong><\/p>\n

Sebagai pionir ekosistem open innovation <\/em>di Indonesia, Innovesia telah membantu perusahaan maupun instansi pemerintah berinovasi melalui open innovation. <\/em>Termasuk mengembangkan kemitraan strategis dan membantu perusahaan menetapkan tujuan inovasi yang didasarkan pada kebutuhan pengguna.\u00a0<\/p>\n

open innovation <\/em>
\nopen innovation. <\/em><\/p>\n

Melalui layanan konsultasi end to end <\/em>yang strategis, Innovesia turut membantu organisasi mengembangkan strategi, eksekusi dan implementasi inovasi termasuk open innovation <\/em>untuk pengembangan bisnis, model bisnis, dan inovasi proses bisnis. Berdiri sejak 2015, Innovesia juga memiliki jaringan fasilitator yang luas dari berbagai latar belakang dan industri untuk dan memastikan berlangsungnya proses inovasi yang kolaboratif.<\/p>\n

end to end <\/em>
\nopen innovation <\/em><\/p>\n

Selain kemampuannya menjelajahi potensi inovasi dari luar organisasi, Innovesia juga berpengalaman membantu perusahaan menanamkan budaya inovasi untuk mengadopsi pola pikir inovasi yang tepat melalui pengembangan kapasitas atau sesi pelatihan.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

open innovation. open innovation startup, open innovation Fiter Bagus, Direktur Innovesia, perusahaan konsultasi yang berfokus pada inovasi, menuturkan open innovation menjadi kian krusial untuk membantu perusahaan dengan cepat merespon segala bentuk perubahan dan tantangan bisnis terkini dan di masa depan. open innovation \u201cDalam konteks saat ini, organisasi perlu menerapkan praktik inovasi terbuka tidak hanya untuk […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1274,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[143],"tags":[24,20,17],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1273"}],"collection":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1273"}],"version-history":[{"count":4,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1273\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":2185,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1273\/revisions\/2185"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1274"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1273"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1273"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1273"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}