{"id":1257,"date":"2023-07-05T13:52:20","date_gmt":"2023-07-05T06:52:20","guid":{"rendered":"https:\/\/designthinking.id\/?p=1257"},"modified":"2023-10-18T08:22:57","modified_gmt":"2023-10-18T01:22:57","slug":"riset-ungkap-crowdsourcing-jadi-model-open-innovation-paling-efektif-bagi-bisnis","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/designthinking.id\/edukasi\/riset-ungkap-crowdsourcing-jadi-model-open-innovation-paling-efektif-bagi-bisnis\/","title":{"rendered":"Riset Ungkap Crowdsourcing Jadi Model Open Innovation Paling Efektif Bagi Bisnis"},"content":{"rendered":"

Open innovation <\/em>telah terbukti membantu perusahaan menghadapi kompleksitas lingkungan bisnis yang menuntut mereka berinovasi secara kolaboratif di berbagai bidang. Dari berbagai model open innovation, crowdsourcing <\/em>dinilai perusahaan sebagai cara berinovasi paling efektif dalam menjawab tantangan bisnis saat ini.<\/p>\n

Open innovation <\/em>
\nopen innovation, crowdsourcing <\/em>
\ncrowdsourcing<\/em>
\n <\/em>
\nCrowdsourcing<\/em>
\nhackathon<\/em>
\ncrowdsourcing, <\/em>
\nopen innovation <\/em>
\ncrowdsourcing<\/em>
\ncrowdsourcing <\/em>
\nopen innovation <\/em><\/p>\n

Selain crowdsourcing, <\/em>34% perusahaan yang disurvei juga melaporkan efektivitas program akselerator dan inkubator sebagai sarana berinovasi. Namun, jumlahnya jelas terpaut jauh dengan banyaknya perusahaan yang mengakui efektivitas crowdsourcing.\u00a0<\/em><\/p>\n

crowdsourcing, <\/em>
\ncrowdsourcing.\u00a0<\/em><\/p>\n

Berbeda dengan crowdsourcing, <\/em>akselerator dan inkubator sendiri merupakan sarana berinovasi di mana <\/em>perusahaan mendukung startup<\/em> dengan penawaran yang layak atau memfasilitasi mereka untuk dapat berkembang secara pesat. Sebagai timbal balik, perusahaan yang membuat program dapat menerapkan atau mengadopsi teknologi yang dimiliki startup <\/em>untuk perkembangan bisnisnya.<\/p>\n

crowdsourcing, <\/em>
\n <\/em>
\nstartup<\/em>
\nstartup <\/em><\/p>\n

Perbedaan yang signifikan dalam tingkat efektivitas ini sekaligus menunjukkan bahwa selain crowdsourcing, <\/em>sebagian besar model open innovation <\/em>belum terbukti efektif secara konsisten untuk sebagian besar organisasi. Begitu juga dengan model klien ventura atau venture client model <\/em>yang hanya dinilai efektif oleh 32% perusahaan.<\/p>\n

crowdsourcing, <\/em>
\nopen innovation <\/em>
\nventure client model <\/em><\/p>\n

Di antara model open innovation, open innovation lab <\/em>dinilai paling tidak efektif di mana hanya 24% perusahaan yang melaporkan efektivitas model ini. Secara definisi, open innovation lab <\/em>merupakan <\/em>semacam pusat inovasi atau ruang kreasi bersama yang disiapkan oleh perusahaan untuk mendorong inovasi dengan melibatkan entitas eksternal seperti startup<\/em>, pelanggan, dan lain sebagainya.<\/p>\n

open innovation, open innovation lab <\/em>
\nopen innovation lab <\/em>
\n <\/em>
\nstartup<\/em>
\nThe Power of Open Minds: How Open Innovation Offers Benefits For All<\/em>
\nopen innovation lab <\/em>
\nopen innovation lab <\/em><\/p>\n

Walau memiliki nilai efektivitas yang berbeda-beda, model open innovation <\/em>yang diadopsi perusahaan umumnya bervariasi sesuai dengan filosofi inovasi masing-masing perusahaan. Misalnya, sebuah perusahaan mungkin lebih memilih venture client model,<\/em> di mana perusahaan dapat bermitra dengan startup<\/em> sebagai klien pertama mereka, untuk mengakses produk startup<\/em> dan mengintegrasikannya dengan bisnis perusahaan.\u00a0<\/p>\n

open innovation <\/em>
\nventure client model,<\/em>
\nstartup<\/em>
\nstartup<\/em><\/p>\n

Sedangkan, perusahaan lain mungkin lebih suka bekerja sama dengan pihak-pihak eksternal melalui open innovation lab <\/em>yang memungkinkan mereka menawarkan sumber daya perusahaan dengan imbalan kontrol yang lebih besar atas hasil dan kekayaan intelektual yang diciptakan bersama di laboratorium tersebut.<\/p>\n

open innovation lab <\/em><\/p>\n

Selain itu, umumnya open innovation <\/em>yang dijalankan perusahaan tidak terbatas pada satu jenis model saja. Capgemini Research Institute mencatat, hampir semua dari 1.000 perusahaan yang disurvei telah menerapkan lebih dari satu model open innovation.\u00a0<\/em><\/p>\n

open innovation <\/em>
\nmy review here<\/a>
\nopen innovation.\u00a0<\/em><\/p>\n

Telef\u00f3nica, misalnya. Perusahaan telekomunikasi multinasional asal Spanyol yang merupakan salah satu operator telepon dan penyedia jaringan seluler terbesar di dunia itu memiliki banyak kendaraan untuk menjalankan open innovation<\/em>. Beberapa di antaranya, yakni Telef\u00f3nica Ventures yang berinvestasi di sejumlah startup<\/em>; program akselerator startup <\/em>bernama Wayra; Wayra Builder; dan Open Future yang merupakan program kolaborasi startup<\/em> melalui berbagai inisiatif, termasuk jaringan ruang kolaborasi fisik.<\/p>\n

open innovation<\/em>
\nstartup<\/em>
\nstartup <\/em>
\nstartup<\/em><\/p>\n

Mengapa <\/strong>Crowdsourcing <\/em><\/strong>Begitu Efektif?<\/strong><\/p>\n

Mengapa <\/strong>
\nCrowdsourcing <\/em><\/strong>
\nCrowdsourcing <\/em>
\nBegitu Efektif?<\/strong><\/p>\n

Dalam konteks inovasi, crowdsourcing <\/em>kian populer dalam beberapa tahun terakhir karena memungkinkan perusahaan menggunakan sumber daya dari luar untuk memunculkan ide-ide baru selagi menghemat waktu dan biaya. Crowdsourcing <\/em>jelas lebih hemat biaya daripada mempekerjakan tim ahli baru untuk proyek baru. Dengan crowdsourcing, <\/em>perusahaan cukup menawarkan sejumlah hadiah untuk memotivasi pihak eksternal dalam menciptakan solusi untuk perusahaan.<\/p>\n

crowdsourcing <\/em>
\nCrowdsourcing <\/em>
\ncrowdsourcing, <\/em>
\ncrowdsourcing <\/em>
\ncrowdsourcing <\/em><\/p>\n

\u201cSalah satu manfaat utama crowdsourcing <\/em>adalah latar belakang peserta yang beragam. Mereka bisa berasal dari status sosial ekonomi yang berbeda, pengalaman yang berbeda, dan bahkan lintas negara. Saat perusahaan menggelar crowdsourcing<\/em>, mereka juga mengundang kelompok peserta yang sangat beragam dan memberikan berbagai perspektif tentang masalah yang dihadapi perusahaan. Alhasil, bisnis memperoleh ide atau solusi dari berbagai latar belakang budaya dan sosial ekonomi,\u201d jelas Fiter Bagus.<\/p>\n

crowdsourcing <\/em>
\ncrowdsourcing<\/em><\/p>\n

Sebagai sosok berpengalaman dalam open innovation, <\/em>Fiter Bagus menilai crowdsourcing <\/em>tidak hanya membantu bisnis dalam mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi, tapi juga membantu bisnis memperkuat hubungan antara perusahaan dan konsumen.<\/p>\n

open innovation, <\/em>
\ncrowdsourcing <\/em><\/p>\n

\u201cCrowdsourcing <\/em>merupakan alat pemasaran paling cerdas karena dapat menjadi sarana memasarkan nama perusahaan mereka ke khalayak luas dan melibatkan mereka dengan cara yang menyenangkan. Bahkan, crowdsourcing <\/em>yang berorientasi pada konsumen juga mampu menciptakan lebih banyak keterlibatan atau loyalitas konsumen,\u201d lanjut Fiter Bagus.<\/p>\n

Crowdsourcing <\/em>
\ncrowdsourcing <\/em>
\ncrowdsourcing, <\/em>
\ncrowdsourcing <\/em><\/p>\n

Sebagai pionir ekosistem open innovation <\/em>di Indonesia, Innovesia telah dipercaya berbagai perusahaan dari industri yang berbeda-beda, untuk membantu mereka memanfaatkan sumber daya eksternal dalam berinovasi tak terkecuali melalui crowdsourcing. <\/em>Melalui open innovation, <\/em>Innovesia dipercaya menjelajahi potensi inovasi dari luar perusahaan untuk mengembangkan kemitraan strategis dan kolaborasi untuk ide-ide inovatif.<\/p>\n

open innovation <\/em>
\ncrowdsourcing. <\/em>
\nopen innovation, <\/em>
\nNarrowband Internet of Things<\/em>
\nBoosting Innovator and Greenovator in the Mining Industry <\/em><\/p>\n

Sejak berdiri pada 2015 sampai saat ini, Innovesia selalu terbuka bagi siapa saja yang bersemangat memanfaatkan segala sumber daya dalam berinovasi.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Open innovation telah terbukti membantu perusahaan menghadapi kompleksitas lingkungan bisnis yang menuntut mereka berinovasi secara kolaboratif di berbagai bidang. Dari berbagai model open innovation, crowdsourcing dinilai perusahaan sebagai cara berinovasi paling efektif dalam menjawab tantangan bisnis saat ini. Open innovation open innovation, crowdsourcing crowdsourcing Crowdsourcing hackathon crowdsourcing, open innovation crowdsourcing crowdsourcing open innovation Selain crowdsourcing, […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1258,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[143],"tags":[152,18],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1257"}],"collection":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1257"}],"version-history":[{"count":4,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1257\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":2182,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1257\/revisions\/2182"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1258"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1257"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1257"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/designthinking.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1257"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}